Yang namanya apes tentunya bisa dialami siapa saja. Orang terhebat atau terkaya di dunia saja bisa apes, apalagi saya yang org kecil. Jadi kalau lagi apes, saya mencoba untuk tidak mengeluh. Paling hanya bisa menghela nafas panjang, bersabar sambil berharap apesnya tidak berkepanjangan dan segera diimbangi dengan keberuntungan. Pemikiran saya, apapun yang saya alami itu berkah dari Yang Kuasa. Hanya saja bentuknya bisa bermacam-macam. Termasuk soal usaha saya yang tiba-tiba harus terhenti karena unsur ketidak cocokan dengan mitra kerja, kecelakaan motor yang mengakibatkan kaki saya patah 3 tahun yang lalu, dan sakit lambung yg membuat saya sempat dirawat di rumah sakit selama semalam. Semua telah memberi pelajaran yang berharga bagi saya dalam melanjutkan hidup saya.
Nah, seminggu lalu saya diberitau seorang kerabat bahwa tiga kejadian itu terdeteksi sebagai bagian dari ulah pihak-pihak tertentu, yang bisa jadi tidak menyukai saya. Kerabat saya ini memang konon punya keahlian khusus dalam "membaca" apa yang tidak terbaca mata awam, namun sejauh ini ia tidak pernah memberitau saya siapa yang berulah begitu karena saya memang merasa tidak perlu tau. Saya justru khawatir atas sikap yang akan saya ambil jika saya mengetauinya.
Sempat juga saya mencoba memikirkan siapa yang kira-kira bermaksud buruk pada saya, tapi saya tidak menemukan jawabannya. Saya bukanlah orang yang berkuasa besar, berharta banyak ataupun tukang serobot hak orang lain. Lalu apa yang dicari dari saya ya? Ah, saya tidak mau ambil pusing dengan ulah pihak-pihak yang bertanggung jawab (kalau memang ada) karena akhirnya semua saya serahkan kembali kepada Yang Kuasa. Saya hanya merasa bahwa saya harus membenahi diri. Mungkin saja saya perlu lebih mempertebal iman saya sambil lebih menjaga sikap dan ucapan saya pada siapapun.
Nah, seminggu lalu saya diberitau seorang kerabat bahwa tiga kejadian itu terdeteksi sebagai bagian dari ulah pihak-pihak tertentu, yang bisa jadi tidak menyukai saya. Kerabat saya ini memang konon punya keahlian khusus dalam "membaca" apa yang tidak terbaca mata awam, namun sejauh ini ia tidak pernah memberitau saya siapa yang berulah begitu karena saya memang merasa tidak perlu tau. Saya justru khawatir atas sikap yang akan saya ambil jika saya mengetauinya.
Sempat juga saya mencoba memikirkan siapa yang kira-kira bermaksud buruk pada saya, tapi saya tidak menemukan jawabannya. Saya bukanlah orang yang berkuasa besar, berharta banyak ataupun tukang serobot hak orang lain. Lalu apa yang dicari dari saya ya? Ah, saya tidak mau ambil pusing dengan ulah pihak-pihak yang bertanggung jawab (kalau memang ada) karena akhirnya semua saya serahkan kembali kepada Yang Kuasa. Saya hanya merasa bahwa saya harus membenahi diri. Mungkin saja saya perlu lebih mempertebal iman saya sambil lebih menjaga sikap dan ucapan saya pada siapapun.