Friday, November 30, 2012
Thursday, November 1, 2012
Sebuah Kenangan
Dua malam yang lalu seorang lagi teman memenuhi panggilanNya. Bang Remy bukan saja teman namun juga mentor yang telah memberiku banyak ilmu terutama di dunia musik dan hiburan. Bagi kebanyakan seniman Indonesia, ia termasuk tokoh terkenal yang telah sekian lama menekuni bidangnya sebagai jurnalis, pengamat musik dan budayawan. Sosok yang sangat santai dan berpikiran sederhana. Tidak habis-habisnya ia memberikan pengarahan pada seniman-seniman muda dalam meniti karirnya. Yang aku segani darinya adalah bahwa ia bukan tipe penjilat yang terus haus pujian atau dukungan orang. Ia sangat jujur dalam memberi penilaian dan kejujuran itu ia utarakan dengan gamblang, apa adanya tanpa ragu.
Aku ingat ketika aku bertikai dengan seorang musisi, yang kebetulan memang yang mengenalkanku dengan bang Remy. Musisi ini adalah teman masa kecilku yang sempat aku bantu dalam bisnis label rekamannya. Banyak sekali teman di sekitarku yang meskipun sangat memahami duduk perkara yang terjadi, cenderung mengambil sikap abstain seolah tidak ingin di cap sebagai aliansiku. Bahkan ada yang lebih dulu mengenalku, justru menjauhiku demi mempertahankan pertemanannya dengan musisi ini sekedar untuk ikut menikmati cipratan kepopulerannya. Mungkin jumlah orang yang kemudian mengambil sikap membelaku bisa dihitung dengan jari-jari tanganku. Bang Remy merupakan salah satu dari kelompok kecil ini, dan ia malah dengan tegasnya kerap menceritakan ke orang lain betapa besarnya dukungan yang ia berikan padaku. Ia juga sering menjelaskan kepada orang lain bahwa musisi ini merupakan suatu contoh sosok yang penuh ego yang kerap melakukan berbagai tindakan tanpa logika. Bang Remy juga menyebutnya sebagai contoh seniman yang karirnya berantakan karena ulahnya sendiri yang tidak menjunjung tinggi etika dalam bisnis musik.
Menyedihkan memang, jika mendengarkan cara khas berceritanya bang Remy tentang musisi ini mengingat aku pernah menganggapnya sebagai teman dekat. Namun bahwa pertemanan itu berakhir dengan pertikaian yang berbumbu pemfitnahan, aku sama sekali tidak melihat adanya upaya pendramatisan dari bang Remy. Itulah salah satu diantara sekian banyak sifat bang Remy yang aku ingin teladani. Aku yakin banyak orang yang beranggapan serupa tentang dirinya. Semoga sifat-sifatnya itu terus memberikan banyak manfaat bagi semua yang mencintainya.
Selamat jalan bang Remy Soetansyah. Doaku selalu menyertai perjalananmu menujuNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)