They maybe small but they are among the toughest living creatures on earth
They maybe easily crushed but they aren't afraid of dying and they don't make time to grief over the ones that get crushed.
They never stop trying to look for other ways when something stands in their ways.
They don't waste their time socializing to get others' attentions because they're always busy fighting for their lives.
When they learn something new, they don't bother encouraging others to believe what they know.
Instead, they execute whatever they feel is right and others wouldn't hesitate to follow their lead.
We may consider them greedy but that's how they get their jobs done and survived
They wouldn't think twice to take chances and advantages on anything.
Stop your worrying, quit your preaching.
Tell people what you know no longer.
Be like ants and you will do just fine.
Aku ini tipe orang yang pemikirannya cenderung simpel. Bukan tipe yang suka mencari tau lebih banyak sampai menggali-gali ilmu yang sudah aku dapatkan. Konsepnya sih sederhana saja...menerima apa yang menurut aku cocok buatku, seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa orang akan mudah menerima sesuatu hanya yang membuatnya merasa nyaman. Justru ilmu yang lebih dalam sering membuatku kaget dan sulit menerimanya. Kerumitan suatu ilmu seringkali akhirnya bertabrakan dengan kerumitan ilmu yang lain.
Aku tau ada sangat banyak orang bertipe yang 180° berbeda di sekitarku. Dengan pelbagai alasan, mereka lebih suka "mendalami" ilmu yang mereka miliki. Seolah tidak puas dengan versi simpel-nya, mereka berlomba-lomba mencari arti dan makna di balik teori yang mereka dapat. Dengan bedah buku lah, browsing internet lah, diskusi (kalau perlu debat) dengan orang lain lah, dan lain sebagainya, mereka mencari pembenaran (atau penyalahan) dari teori-teori itu sebelum kemudian baru diyakininya. Dimaklumi? Sangat! Karena aku sendiri dulu juga pernah menjadi seorang pendebat handal yang sering tidak peduli dengan keabsahan tentangan yang aku terima selama aku merasa aku benar.
Ironisnya...mereka-mereka ini juga mencoba mencari kebenaran (baca: pembenaran) itu dengan menanyakan pendapatku. Ya...aku! Yang mereka tau punya sifat cari gampangnya saja.
Okelah mereka boleh bertanya dan mendengar apa yang menjadi pemikiranku atas subjek yang mereka lontarkan. Kalau mereka hanya tidak setuju dan kemudian memancingku untuk berdebat, aku bisa terima itu dengan cara men"terserah"kan kemauan mereka sambil mundur teratur menarik diri dari pembahasan itu. Tapi siapa yang tidak kesal kalau ternyata pernyataan pendapatku itu dianggap sebagai suatu usaha pengerdilan pendapat mereka? Seolah dianggap sebagai sebagai usaha pendoktrinan secara paksa, aku dicap sebagai suatu pelecehan atau penghinaan terhadap sifat "menggali" mereka....beuh!
Aku memang selektif dalam menentukan diskusi mana yang layak aku ikuti. Yang jelas, aku pasti melewatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam debat. Hanya saja aku kecewa dengan diskusi damai yang kemudian dijadikan ajang debat. Yang lebih menyakitkan lagi adalah diskusi yang berbuntut penghakiman atas sifatku atau bahkan fitnah keji yang didasari oleh ketidak setujuan mereka pada pendapatku. Kalau memang mereka hanya ingin dengar hal-hal yang mendukung pemikiran mereka, ya jangan tanya pendapatku yang biasanya bertentangan.
Aku tidak pernah menganggap orang yang doyan menggali ilmu itu konyol bahkan bodoh. Aku hanya menganggap penggalian ilmu itu bukan sifatku. Mereka mau menggali ilmu sedalam samudra ya silahkan. Mau mendalami ilmu sampai ke negeri Cina ya silahkan. Mau makan bacaan sampai kenyangpun ya silahkan saja. Tapi jangan coba cari tambahan ilmu dari aku yang ilmunya cetek dan aku biarkan cetek. Apalagi kalau dibumbui dengan penghakiman dan/atau fitnah yang (mungkin) bisa membuat mereka merasa lebih pintar atau bijaksana. Apa yang menjadi tanggung jawabku adalah hidupku....bukan hidup mereka. Untuk apa pula aku harus repot-repot meyakinkan bahkan memaksa mereka menjalani hidupnya dengan ilmu dan teori yang aku percaya? Toch segala dampak dan manfaat dari apa yang mereka lakukan mereka sendiri yang merasakan.
Kalau tidak suka dengan pendapatku, simply just walk away.
If I can do it, why can't they?