Sunday, February 22, 2015

Menghayati Kehidupan

Pagi ini dapat email dari Soundcloud yang menyatakan kalau sebentar lagi jumlah download postingan lagu ini mencapai batas maksimum yang ditentukan sehingga jika saya tidak meng-upgrade akun saya, tombol download-nya akan dinonaktifkan begitu mencapai limit.

Saya lalu ingat kekecewaan saya waktu dengar kalau alm. Chrisye memutuskan untuk berhenti memainkan bass-nya (yang mungkin demi mengikuti demand dari pelaku bisnis musik terkait), sementara (ini yg banyak orang tidak tau) ia adalah seorang bassist hebat yang permainannya punya ciri khas tersendiri seperti yang bisa terdengar dalam lagu ini.

Intinya bukan di jumlah downloadnya, tapi di bagaimana orang bisa (dan mau) menghargai karya seni musisi terdahulu saat industri musik kita belum dijadikan ajang sapi perah  dan dihantui pembajak yang mengebirikan kreativitas musisi.

oh well...begitulah kehidupan


https://soundcloud.com/docsx/kehidupanku-fariz-rm-junaidi





Wednesday, February 11, 2015

Setelah Niat Terpenuhi

Sebenarnya sudah dari awal aku diingatkan untuk tidak memaksakan diri dalam beramal. Artinya, jika aku memang tidak mampu untuk beramal atau amalanku itu akan memojokkan posisiku, selayaknya aku merelakan diri untuk beramal hanya lewat niat saja. Apalagi bahwa sudah banyak orang yang menganggapku terlalu sering beramal atas dasar rasa kasihan tanpa mengasihani diriku sendiri.

Ya....dalam hal yang satu ini, aku memang sudah menyadari bahwa amalan yang tengah aku perjuangkan saat itu bisa menjadi bumerang bagiku karena masa depan keuanganku yang belum jelas akan menjadi seperti apa. Namun niat yang ada dalam hati dan benakku sudah terlanjur terbentuk begitu bakunya sehingga aku tetap berusaha mengeksekusinya. Perjalanan panjang menuju garis finish itu memang akhirnya dipenuhi dengan segala kerumitan dan rintangan yang jelas-jelasan menyita banyak moril dan materi dariku.
Dan akhirnya, pasangan sayap metal yang merobek-robek awan putih di langit Jakarta pagi ini memberikan kelegaan di hatiku karena selesai sudah segala usaha yang perlu aku lakukan demi tercapainya niatku dalam beramal.

Jujur saja, kemarin-kemarin ketika sedang bertanya pada sendiri tentang perlunya berkorban demi niat ini, aku memang sering menenangkan hati dengan mengharapkan imbalan yang setimpal dariNya. Namun aku juga sadar bahwa aku tidak akan pernah mendapatkan kepastiannya kecuali jika aku berikhlas. Karena dengan berikhlas itulah aku bisa mensyukuri hal sekecil apapun yang dianugerahiNya padaku dan menganggapnya sebagai bayaran atas apapun kebaikan yang telah aku lakukan.
Kini, setelah niatku terpenuhi, aku tidak ingin lagi berpengharapan pahala atasnya, namun justru berharap atas kelancaran dari perjalanan suci yang semuanya aku serahkan kepadaNya...aamiin.

=02042015=



Tanda-Tanda Akhir Zaman

Sebenarnya seberapa dekat sih kita dari hari kiamat?
Harusnya tidak seorangpun yang tau karena hal itu (masih) merupakan misteri Illahi yang meski cenayang sehebat Nostradamuspun tidak akan pernah tau. Artinya, apapun yang diduga sebagai pertanda harusnya bukanlah pertanda. Sayangnya, banyak sekali orang yang (kata temanku) o'on dengan style yakin-nya sering mengalamatkan suatu perkara buruk sebagai pertanda dekatnya kiamat. Huh...sebal sekali aku setiap mendengar mereka berucap seperti itu.

Misalnya, ketika mendengar ada berita tentang maraknya korupsi di sana sini, atau meningkatnya angka kejahatan yang dinilai keji, mereka langsung menyatakan itu sebagai pertanda kiamat sudah dekat. Tapi...kalau ditanya seberapa dekat, mereka tidak punya jawabannya. Hellooo...atas dasar apa dugaan mereka ini? Apakah hanya karena apa yang mereka dengar itu adalah sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terjadi? Atau karena kebejatan si pelaku kejahatan sudah dianggap melampaui batas-batas kemanusiaan yang notabene ditentukan sendiri oleh manusia?

Memang ada petunjuk dari Yang Kuasa bahwa suatu hari ahlak manusia akan begitu rapuhnya dan saat itulah kehidupan ini mendekati akhir zaman. Pertanyaannya adalah, bagaimana ahlak manusia yang bisa dikategorikan sebagai "begitu rapuh"? Kalau hanya sekedar "lebih rapuh" dari yang pernah ada, tentuya situasi seperti ini pasti juga pernah berulang kali terjadi di masa lalu. Tak bisa dipungkiri kebejatan manusia memang selalu bertambah dari masa ke masa. Buktinya, manusia yang selalu bertambah pintar dalam mengembangkan cara hidupnya telah memberi celah lebih banyak untuk menuai kesalahan yang lebih fatal.

Kalau dulu lewat nabi Nuh a.s, Allah swt telah memberi pelajaran berharga bagi umat manusia untuk tidak gegabah dalam menghadapi ujian dariNya, dan nyatanya selama ratusan tahun kemudian umat manusia masih saja melakukan kesalahan yang sama, apa itu bukannya berarti manusia bisa dianggap tidak belajar dari pengalaman? Bukankah air bah yang meluluh lantahkan umat manusia saat itu merupakan bencana yang jauh lebih dahsyat dari bencana apapun yang terjadi di zaman peradaban sekarang? Lalu kalau saat itu, anggap saja ada orang yang mengatakan bencana itu merupakan suatu pertanda dekatnya hari kiamat, mengapa pula kita masih ada disini ribuan tahun kemudian?

Secara teori, tidak salah memang jika kita semakin dekat dengan kiamat. Tiap hari juga kita semakin dekat dengan kiamat. Tapi rasanya mengesalkan sekali jika hal itu lalu dijadikan bumbu dalam mengajarkan umat manusia untuk bertobat, apalagi jika memakai konsep menakut-nakuti. Agama mengajarkan bahwa kehidupan ini tidak kekal yang suatu saat nanti akan ada "expiration date"-nya. Agama juga mengajarkan bahwa disaat sudah mendekati hari akhir, akan terjadi banyak kejadian yang aneh dan buruk buat umatnya. Hanya sedikit clue saja, dan tidak pernah terinci kejadian buruk dan aneh apa yang akan dihadapi manusia. Mengapa hanya clue? Sekali lagi, karena semua adalah misteri Illahi.

Manusia boleh menciptakan teori atau rumus baru sebagai bagian dari proses menduga-duga dan menebak masa depan, tapi seharusnya tidak perlu didamping panji-panji agama. Dengan embel-embel "didukung hukum agama", apapun yang orang katakan tentang adanya relasi antara perkara buruk dengan makin dekatnya kita pada akhir zaman buatku hanyalah isapan jempol belaka. Akan sama saja konyolnya dengan jika aku menganggap bahwa semakin banyaknya orang yang percaya pada hal itu juga adalah pertanda semakin dekat juga kita dengan hari kiamat.  :p



Wednesday, February 4, 2015

Keeping

There are lots of things about you that makes him fall for you even that you often disagree with many of them. For whatever happens, what matters to him is that he gives you whatever he think is right for you in the good times and the bad times. And that's the reason why he's still around, even when you  treat him unkindly. To him, you are very special that he tries his best to tolerate your behavior when you're not in a good mood. Stepping aside in silence doesn't make him care any less just for you because he tries to avoid making false moves accidentally that may make your situation worse.

All the attentions he gives you may sometimes look unnecessary to you or others but that's how he show how he cares. He doesn't have a lot to give you but he gives you everything he can, including his heart. He may not be a perfect guy, but then again, who is? There are many who would want to be in his shoes, but surely there's none that would treat you as good as he does. So when you happen to feel like ignoring him, make sure that he knows why and that you're not giving him a reason to dislike how you treat him. And unless you are really ready to lose him, you should too give full effort to keep him in your heart.