Wednesday, February 11, 2015

Tanda-Tanda Akhir Zaman

Sebenarnya seberapa dekat sih kita dari hari kiamat?
Harusnya tidak seorangpun yang tau karena hal itu (masih) merupakan misteri Illahi yang meski cenayang sehebat Nostradamuspun tidak akan pernah tau. Artinya, apapun yang diduga sebagai pertanda harusnya bukanlah pertanda. Sayangnya, banyak sekali orang yang (kata temanku) o'on dengan style yakin-nya sering mengalamatkan suatu perkara buruk sebagai pertanda dekatnya kiamat. Huh...sebal sekali aku setiap mendengar mereka berucap seperti itu.

Misalnya, ketika mendengar ada berita tentang maraknya korupsi di sana sini, atau meningkatnya angka kejahatan yang dinilai keji, mereka langsung menyatakan itu sebagai pertanda kiamat sudah dekat. Tapi...kalau ditanya seberapa dekat, mereka tidak punya jawabannya. Hellooo...atas dasar apa dugaan mereka ini? Apakah hanya karena apa yang mereka dengar itu adalah sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terjadi? Atau karena kebejatan si pelaku kejahatan sudah dianggap melampaui batas-batas kemanusiaan yang notabene ditentukan sendiri oleh manusia?

Memang ada petunjuk dari Yang Kuasa bahwa suatu hari ahlak manusia akan begitu rapuhnya dan saat itulah kehidupan ini mendekati akhir zaman. Pertanyaannya adalah, bagaimana ahlak manusia yang bisa dikategorikan sebagai "begitu rapuh"? Kalau hanya sekedar "lebih rapuh" dari yang pernah ada, tentuya situasi seperti ini pasti juga pernah berulang kali terjadi di masa lalu. Tak bisa dipungkiri kebejatan manusia memang selalu bertambah dari masa ke masa. Buktinya, manusia yang selalu bertambah pintar dalam mengembangkan cara hidupnya telah memberi celah lebih banyak untuk menuai kesalahan yang lebih fatal.

Kalau dulu lewat nabi Nuh a.s, Allah swt telah memberi pelajaran berharga bagi umat manusia untuk tidak gegabah dalam menghadapi ujian dariNya, dan nyatanya selama ratusan tahun kemudian umat manusia masih saja melakukan kesalahan yang sama, apa itu bukannya berarti manusia bisa dianggap tidak belajar dari pengalaman? Bukankah air bah yang meluluh lantahkan umat manusia saat itu merupakan bencana yang jauh lebih dahsyat dari bencana apapun yang terjadi di zaman peradaban sekarang? Lalu kalau saat itu, anggap saja ada orang yang mengatakan bencana itu merupakan suatu pertanda dekatnya hari kiamat, mengapa pula kita masih ada disini ribuan tahun kemudian?

Secara teori, tidak salah memang jika kita semakin dekat dengan kiamat. Tiap hari juga kita semakin dekat dengan kiamat. Tapi rasanya mengesalkan sekali jika hal itu lalu dijadikan bumbu dalam mengajarkan umat manusia untuk bertobat, apalagi jika memakai konsep menakut-nakuti. Agama mengajarkan bahwa kehidupan ini tidak kekal yang suatu saat nanti akan ada "expiration date"-nya. Agama juga mengajarkan bahwa disaat sudah mendekati hari akhir, akan terjadi banyak kejadian yang aneh dan buruk buat umatnya. Hanya sedikit clue saja, dan tidak pernah terinci kejadian buruk dan aneh apa yang akan dihadapi manusia. Mengapa hanya clue? Sekali lagi, karena semua adalah misteri Illahi.

Manusia boleh menciptakan teori atau rumus baru sebagai bagian dari proses menduga-duga dan menebak masa depan, tapi seharusnya tidak perlu didamping panji-panji agama. Dengan embel-embel "didukung hukum agama", apapun yang orang katakan tentang adanya relasi antara perkara buruk dengan makin dekatnya kita pada akhir zaman buatku hanyalah isapan jempol belaka. Akan sama saja konyolnya dengan jika aku menganggap bahwa semakin banyaknya orang yang percaya pada hal itu juga adalah pertanda semakin dekat juga kita dengan hari kiamat.  :p