Wednesday, April 20, 2016

Sederhana Dalam Mimpi Yang Tak Sederhana

Sosok presiden yang satu ini cenderung gemulai, persis seperti sahabatku yang telah pergi mendahuluiku beberapa tahun silam. Di balik pembawaan sahabatku yang terkesan "priyayi" ini (kebetulan almarhum juga orang Jawa), aku ingat ia bisa terlihat ganas ketika naik pitam hingga suatu ketika sampai mendobrak paksa pintu yang tak sengaja terkunci dari dalam. Jadi yang aku bayangkan adalah bahwa selemah-lemahnya anggapan orang tentang pribadi seperti ini, bisa saja tersembunyi ketegasan yang melebihi mereka yang terlihat garang.

Jujur saja, aku dulu lebih mencari sosok yang tegas sebagai pemimpin. Namun aku juga selalu kagum dengan kekaleman Jokowi yang terkesan "anti panik". Dan bawaannya yang sangat sederhana dari awal itu benar-benar klop dengan prinsip hidup yang sudah sejak muda aku coba jalankan. Sehingga ketika ia terpilih sebagai presiden, aku yakin kesemrawutan kondisi berbagai sektor di negeri ini, kelak akan tertangani dengan baik di bawah kepemimpinannya, disamping memang sebagai warga yang bermaksud loyal terhadap negara, aku harus mendukungnya sebagai seorang pemimpin.

Inti tulisanku ini bukan tentang kekagumanku pada pembawaannya, namun pada kehadirannya dalam mimpiku semalam. Yang mengesankan adalah bahwa ini kali pertama aku bermimpi bertemu dengan seorang presiden. Dan pertemuan ini bukan terjadi di suatu ajang resmi tapi justru dalam suasana yang begitu santai. Bertempat di rumah kediamannya yang sama sekali tidak mewah, aku termasuk diantara sekitar enam tamunya yang tengah menyantap malam di meja makannya yang ukurannya pas untuk delapan orang. Aku tak ingat siapa saja tamu lainnya, yang jelas pembicaraan kami tak serius yang berkisar seputar apa yang telah dilalui masing-masing individu selama seharian.

Dan ketika makan malam usai, tiga diantara kami pamit dan beranjak pergi. Aku dan kedua tamu lainnya kemudian digiring ke ruang keluarga yang sama sekali tidak luas. Lucunya, kami dan bapak presiden ini lebih memilih duduk di karpet setelah meja di atas karpet itu kami pinggirkan. Begitu santai dan bebasnya hingga beberapa dari kami bisa menyulutkan rokok kami. Hari gini, dimana lagi bisa bebas merokok di sebuah ruang keluarga?

Lagi-lagi pembicaraan kami tidak menyangkut urusan negara tapi justru tentang pernikahan.

"Apakah dalam mimpimu itu ia memang seorang presiden? Jangan-jangan ia hanya seorang biasa", mungkin saja itu jadi pertanyaan orang yang mendengar kisahku.

Pasalnya, aku ingat betul betapa aku sempat memikirkan bagaimana cara mengajaknya selfie agar nantinya aku bisa punya bukti bahwa aku bertemu dengan seorang presiden. Hanya saja aku tak ingin malu jika ia mungkin merespon dengan anjuran agar aku tidak bersombong diri...huff

Perbincangan kemudian berlanjut pada soal perkembangan penduduk negeri ini. Ia lalu membuka sebuah peta besar di atas karpet dan menunjukkan marka-marka merah yang mengidikasikan daerah mana saja yang pertumbuhan penduduknya pesat. Ketika itulah ibu negara datang sambil membawa nampan berisi empat set cangkir, meletakkannya di atas meja dan menyilahkan kami menikmati hidangan teh nya. Wah...kesederhanaan yang seperti itu yang sempat ingin aku abadikan tapi tak terjadi hanya karena aku khawatir kesannya aku norak dan kampungan.

Ketika selang beberapa waktu kemudian aku berdiri dan bermaksud ke kamar kecil. Dalam perjalananku menuju toilet, aku dapati sebuah kamar dengan pintu yang terbuka lebar. Disitu aku melihat kepala Sekolah Dasar anakku tengah men-tutor tiga orang anak didiknya.
Aneh bukan? Tapi khan wajar saja jika ada keanehan dalam sebuah mimpi? :)
Dan ketika aku tiba di pintu kamar kecil, aku terbangun di tengah malam karena aku memang perlu pergi ke kamar kecil.

Kenapa aku bermimpi ketemu presiden Jokowi seperti itu?

Entahlah.
Apa makna dibalik mimpi itu?

Tidak ada satu manusiapun yang pernah tau, jadi tak perlu ditebak-tebak.
Bagaimana kesan-kesannya buat aku?
Senang sekali tentunya. Ini bukan mimpi yang biasa, karena tak hanya aku bisa berinteraksi langsung dengan seorang presiden Jokowi, tapi juga aku bisa terbangun untuk melaksanakan shalat malamku. Alhamdulillah...