Mungkin memang tidak banyak orang yang mengenal Drs. Suyadi ini. Ia justru lebih dikenal sebagai tokoh Pak Raden dibalik alis mata & kumis palsunya yang tebal, lengkap dengan blangkon dan beskap hitamnya. Sebelum Pak Raden dihadirkan dalam bentuk sosok yang nyata, Drs. Suyadi juga memang pengisi suara Pak Raden ketika cerita Si Unyil masih hanya berupa serial boneka TV. Tidak hanya itu, Drs. Suyadi yang memang seorang pelukis ini juga berjasa atas terwujudnya serial Si Unyil karena dari karya-karyanya lah penciptaan karakter dalam serial tersebut diilhami.
Pada pertengahan tahun 90an, saya pernah mencoba membantunya dalam mepromosikan karya-karyanya secara luas hingga ke manca negara. Namun usaha saya itu mengalami kebuntuan dikarenakan adanya mafia-mafia yang memberlakukan politik uang guna memonopoli pemasaran karya seni negeri ini.
Setelah putus kontak dengannya selama hampir satu dekade, saya berhasil menemuinya lagi yang saat itu telah pindah ke sebuah rumah kecil di suatu gang di bilangan petamburan, jakarta. Kondisi hidupnya sangat memprihatinkan. Sama dengan apa yang saya dengar di berita-berita yang belakangan tersiarkan. Bahkan kabarnya, kondisi hdupnya saat ini lebih miris. Tanpa hak cipta Si Unyil yang telah direnggut dari tangannya, ia kini harus hidup lebih sulit dengan kondisi kesehatan yang menuntut biaya pengobatan cukup besar tiap bulannya.
Konon sejak pemberitaan tentang dirinya belakangan ini muncul, sudah ada dukungan dan kiat dari sebagian masyarakat untuk menggalang dana guna disumbangkan kepadanya.
Saya tidak mengenalnya cukup dekat untuk mengetahui lebih jelas bagaimana ia harus menjalani hari-hari tuanya, namun saya cukup mengenal karya-karyanya yang, seperti dikatakannya, selalu mencerminkan keceriaan di masyarakat (kebanyakan berupa pesta rakyat). Sangat jarang, bahkan mungkin tidak ada lukisannya yang menampilkan kemuraman hidup.
Semoga keceriaan yang selalu dihadirkan dalam karya-karyanya akan juga segera hadir dalam kehidupan Drs. Suyadi.