Memang aku lebih suka melakukan tarawihan di masjid di sepuluh hari terakhir (sambil ngincer malam Lailatul Qadar 😁). Tapi bukan berarti aku jarang ke masjid di malam-malam sebelumnya. Aku suka mendengarkan khatbah tarawih sambil memilah-milah dengan harapan yang bagus bisa bermanfaat buatku. Aku juga sebelumnya sering bersafari menjajal berbeda-beda masjid hanya sekedar agar bevariasi dan tidak monoton saja tempatnya. Bisa dibilang dalam seminggu aku bisa tiga atau empat kali menyempatkan diri ke masjid. Kadang bahkan aku menyengajakan berbuka puasa di masjid agar bisa ikutan shalat Maghrib berjamaah disitu.
Seminggu sudah Ramadhan bergulir dan aku hanya sekali saja melakukan shalat Tarawih di masjid. Hujan yang acapkali turun ikut menjadi alasan buat aku ngeles tidak ke masjid...sementara di tahun kemarin, aku sering berjalan berpayungan meuju masjid di bawah guyuran hujan.
Nah...semalam aku (kebetulan) sedang waras dan berniat ke masjid. Niatan ini sudah timbul di pagi harinya sehingga aku sudah menyiapkan diri untuk pergi selepas buka puasa dan shalat Maghrib. Sementara itu kedua putraku punya pilihan yang berbeda satu sama lain. Yang bungsu semangat sekali untuk ikut aku, sedangkan yang sulung memilih tinggal di rumah bersama ibunda-nya yang sedang sakit kepala.
Aku sempat wondering mengapa si bungsu begitu semangat sementara kakak & ibunda-nya tidak ikutan. Biasanya ia lebih memilih ngekor ibunda-nya, meskipun, sama halnya ketika beribadah shalat Jum'at atau Ied, ia cenderung cepat bosan, mengantuk dan akhirnya jadi moody, sehingga ujung-ujungnya aku yang menjadi tempat penampungan keluhannya saat khatbah berlangsung. Tapi aku segera mendapat jawabannya begitu kami sampai di masjid ketika ia bertemu dengan beberapa temannya sekolahnya yang memang semua sedang menyandang status pengangguran hingga mereka memulai studinya lagi di bangku SMP bulan depan. Aku bisa melihat betapa ia dan juga teman-temannya nampak gembira mengobrol entah tentang apa saja hingga khatbah sang khatib pun tak dihiraukan. Tak terdeteksi sekalipun bahwa anakku merasa bosan atau moody.
Lalu aku berpikir...memang mereka mungkin tak menyimak isi khatbah malam itu, tapi setidaknya, kalau memang kemungkinan bertemu dengan teman-teman seperti itu adalah faktor penyebab kenapa mereka jadi antusias ke masjid, setidaknya datang ke masjid sudah membuahkan pahala buat mereka. Belum lagi ibadah shalat-shalatnya yang notabene dilakukan secara berjamaah...dengan kegembiraan hati pula. In shaa Allah mereka diganjar pahala & berkah yang berlimpah atas itu semua...aamiin.
Bagaimana dengan aku sendiri? Yaah...mungkin kelak suatu hari ada teaser yang juga bisa memacu aku seperti itu di saat aku lagi diserang virus malas. Saat ini...belum ada yang mampu 😜