Dan kala umat Muslim bersiap-siap menyambut datangnya hari kemenangan, dimana perayaannya ditandai dengan aneka rupa mercon yang menghiasi langit tadi malam. Di saat suara-suara yang indah berkumandang dimana-mana dan orang berpawai keliling kota sambil menikmati berhentinya hujan deras yang cukup awet menyirami kota sejak siang hari, saya justru harus membatalkan semua rencana yang telah saya susun untuk tadi malam dan hari ini.Dari acara kumpul keluarga, sholat Ied bersama sampai berziarah ke makam orang tua, semua harus saya tunda sementara.
Demam yang diderita anak saya sulung sejak hari minggu yang lalu rupanya tak terkalahkan dengan usaha yang telah saya lakukan. Akhirnya, keputusan saya telah mutlak untuk menyerahkan usaha penyembuhannya kepada pihak rumah sakit.
Mungkin memang sekilas kelihatannya saya bisa kecewa atas kejadian ini yang jatuhnya tepat di akhir bulan suci. Namun bagi saya, semua rencana yang saya telah batalkan itu tidak punya arti yang lebih penting dari pada usaha pemulihan kembali kesehatan anak saya. Toch saya pasti juga tidak akan tenang melakukan aktifitas apapun selama anak saya masih dalam kondisi yang kmengkhawatirkan menghadapi gejala DBD ini.
Saya sadar bahwa hal ini tidak lain hanya sebuah ujian yang menjadi bagian dari hidup saya dan saya dengan senang hati akan menerimanya.
Jadi... saya tidak keberatan jika ada yang menyebut lebaran kali ini sebagai lebaran yang biru. Tak hanya pantas untuk kondisinya, kebetulan warna favorit saya memang biru.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431H
Mohon maaf lahir & bathin.