Pebulutangkis legenda Rudy Hartono mungkin bisa disebut sebagai
salah satu olahragawan terhebat di tingkat dunia. Umumnya orang
mengenalnya sebagai juara turnamen bulutangkis dunia tahunan, All
England Open, 8 kali dimana 7 diantaranya ia sandang secara
berturut-turut (1968 s/d 1974). Tapi tidak semua orang tau tentang
peristiwa yang telah menjadikannya sebagai ikon pantang menyerah. Jika
anda pernah mengikuti seminar-seminar tentang kiat sukses dalam
menjalani bisnis, mungkin anda akan mendengar namanya disebut-sebut
sebagai sosok yang pantas dicontoh.
Ketika itu, di pertandingan final All England tahun 1972, ia harus menghadapi musuh bebuyutannya asal Denmark, Svend Pri, yang pernah ia taklukan dalam final turnamen yang sama 2 tahun sebelumnya. Partai ini memang telah ditunggu-tunggu orang karena Svend Pri sempat menyatakan cukup mengenal strategi permainan Rudy Hartono dan siap membalas kekalahannya terdahulu. Pernyataan itu langsung dibuktikan dengan menaklukan Rudy Hartono di set pertama 11-15. Begitu pula di set kedua hingga kedudukan angka 1-14 untuk keunggulan Svend Pri.
Bisa terbanyangkan apa yang dirasakan supporter dan pemirsa Indonesia saat itu? Sven Pri telah mencapai match point dimana ia hanya butuh 1 poin lagi untuk merebut gelar jawara All England.
Tapi kemudian keadaan berbalik arah. Laju pengumpulan angka Svend Pri dipaksa tertahan saat Rudy Hartono secara perlahan meraih angka demi angka hingga kedudukan menjadi deuce 14-14 yang lalu berakhir dengan kemenangan untuk Rudy Hartono, 17-15. Kemenangan Rudy Hartono di set ketiga mengukuhkan dirinya kembali sebagai juara All England untuk yang kelima kalinya berturut-turut.
13 angka yang diraihnya saat ia hanya berjarak 1 angka dari kekalahan merupakan prestasi yang fenomenal. Mungkin kita pernah mendengar hal serupa terjadi dalam cabang olahraga lainnya, namun kebanyakan kesuksesan itu didapat karena team work, bukan individu. Kekalahannya atas set pertama dan 13 angka di set kedua, telah dijadikan cambuk baginya untuk memenangkan partai finai itu. Ia bagaikan seorang yang sempat lumpuh, kemudian bangkit, berjalan dan berlari hingga meninggalkan yang lain. Prestasi inilah yang seringkali digaungkan untuk memotivasi orang dalam memulai atau menjalani suatu usaha. Saat itu, Rudy Hartono tidak merasa down dan putus asa. Ia mengatakan tidak ingin menyerah. Ia ingin memaksimalkan usahanya. Sehingga kalau memang ternyata harus kalah, ia akan tetap puas karena telah memberikan kemampuannya yang terbaik dan bukan karena menyerah.
Hidup ini penuh tantangan yang harus kita hadapi. Mungkin saja, tidak semua perjuangan berakhir dengan suatu kemenangan. Kekalahan yang pahit adalah hasil yang kita dapatkan tanpa perjuangan yang gigih. Jika kita telah berusaha semampu kita, paling tidak kita bisa yakin bahwa kemenangan yang tidak kita dapatkan memang belum menjadi milik kita.
Jadikanlah kekalahan cambuk bagi anda sendiri untuk meraih kemenangan di kemudian hari. Jangan putus asa!
Ketika itu, di pertandingan final All England tahun 1972, ia harus menghadapi musuh bebuyutannya asal Denmark, Svend Pri, yang pernah ia taklukan dalam final turnamen yang sama 2 tahun sebelumnya. Partai ini memang telah ditunggu-tunggu orang karena Svend Pri sempat menyatakan cukup mengenal strategi permainan Rudy Hartono dan siap membalas kekalahannya terdahulu. Pernyataan itu langsung dibuktikan dengan menaklukan Rudy Hartono di set pertama 11-15. Begitu pula di set kedua hingga kedudukan angka 1-14 untuk keunggulan Svend Pri.
Bisa terbanyangkan apa yang dirasakan supporter dan pemirsa Indonesia saat itu? Sven Pri telah mencapai match point dimana ia hanya butuh 1 poin lagi untuk merebut gelar jawara All England.
Tapi kemudian keadaan berbalik arah. Laju pengumpulan angka Svend Pri dipaksa tertahan saat Rudy Hartono secara perlahan meraih angka demi angka hingga kedudukan menjadi deuce 14-14 yang lalu berakhir dengan kemenangan untuk Rudy Hartono, 17-15. Kemenangan Rudy Hartono di set ketiga mengukuhkan dirinya kembali sebagai juara All England untuk yang kelima kalinya berturut-turut.
13 angka yang diraihnya saat ia hanya berjarak 1 angka dari kekalahan merupakan prestasi yang fenomenal. Mungkin kita pernah mendengar hal serupa terjadi dalam cabang olahraga lainnya, namun kebanyakan kesuksesan itu didapat karena team work, bukan individu. Kekalahannya atas set pertama dan 13 angka di set kedua, telah dijadikan cambuk baginya untuk memenangkan partai finai itu. Ia bagaikan seorang yang sempat lumpuh, kemudian bangkit, berjalan dan berlari hingga meninggalkan yang lain. Prestasi inilah yang seringkali digaungkan untuk memotivasi orang dalam memulai atau menjalani suatu usaha. Saat itu, Rudy Hartono tidak merasa down dan putus asa. Ia mengatakan tidak ingin menyerah. Ia ingin memaksimalkan usahanya. Sehingga kalau memang ternyata harus kalah, ia akan tetap puas karena telah memberikan kemampuannya yang terbaik dan bukan karena menyerah.
Hidup ini penuh tantangan yang harus kita hadapi. Mungkin saja, tidak semua perjuangan berakhir dengan suatu kemenangan. Kekalahan yang pahit adalah hasil yang kita dapatkan tanpa perjuangan yang gigih. Jika kita telah berusaha semampu kita, paling tidak kita bisa yakin bahwa kemenangan yang tidak kita dapatkan memang belum menjadi milik kita.
Jadikanlah kekalahan cambuk bagi anda sendiri untuk meraih kemenangan di kemudian hari. Jangan putus asa!