Monday, August 4, 2014
Oh...Bama...
Masih ingat waktu Barrack Obama mulai mendunia saat tampil sebagai petarung perebutan tahta kepresidenan Amerika Serikat? Namanya langsung melejit karena jjika terpilih, ia akan menjadi pemimpin pertama negara adi daya itu yang non-bule.
Namanya makin tersohor dipelosok negeri kita karena ia sempat tinggal dan mengecap pendidikan sekolah dasar didaeran Mentang Dalam selama beberapa tahun. Hal itulah yang lalu mendorong warga Menteng (yang bukan Dalam) termasuk mereka yang statusnya sudah mantan penghuni, untuk mendirikan perkumpulan anak Menteng dan memberi support kepadanya seolah mereka kenal langsung dengannya...beuh!
Itu kejadian di tahun 2008 dan akhirnya ia berhasil mengalahkan rivalnya, John McCain dalam pemilihan presiden tahun itu. Tak seperti para pendahulunya, ia dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan pandai berpidato. Ia juga dikenal sebagai presiden yang luwes serta ramah pada pers sampai-sampai aktivitasnya bermain basket one-on-one dengan mantan pemain Chicago Bull, Michael "Air" Jordan pun dengan mudah diliput wartawan termasuk mereka yang bukan "pilihan" White House. Karismanya tampak begitu hebat hingga ia juga sempat mendapat penghargaan Nobel Perdamaian 2009. Banyak program kerjanya yang dianggap sukses, yang mungkin menjadi alsan terpilihnya lagi sebagai presiden di tahun 2012 setelah mengalahkan Mitt Romney.
Namun apakah pamornya masih semanis dahulu? Apakah warga Amerika sendiri masih mendukungnya di masa kepemimpinannya yang kedua ini? Apakah masyarakat dunia masih memandangnya sebagai pemimpin yang dapat diharapkan untuk memelihara perdamaian dunia? Yang jelas, dari banyak hal yang terjadi di luar maupun di dalam negara Amerika Serikat sendiri, posisi dirinya sudah tidak senyaman dahulu ketika kali pertama ia memegang tampuk kepemimpinannya. Dari masalah ekonomi dalam negeri hingga pertikaian di tanah Gaza yang tak kunjung mereda, keliatannya ia dipaksa segera "menampakkan asli" nya. Belum lagi ancaman dari beruang merah yang keliatannya sudah terbangun dari hibernasi panjangnya. Dan dengan berlikunya jalan yang masih harus dihadapi seorang pemimpin negara Amerika Serikat, senyumannya tidak lagi memberi harapan apalagi kenyamanan pada masyarakat dunia.
Tapi.....
...entah ya, bagi anak-anak Menteng itu. :p