Wednesday, November 10, 2010

MP Blog - Apa Boleh Buat...




Tadi pagi saya dapat jatah bertemu dengan beberapa rekanan yang kantornya terletak tidak terlalu jauh dari rumah. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menumpang taksi agar saya tidak akan perlu pusing-pusing memarkir mobil di sana. Saya menyadari akan kemacetan yang akan saya hadapi sehingga saya berangkat jauh lebih awal agar tidak terlambat. Dengan semangat hari baru saya mencoba menikmati kemacetan pagi dalam taksi sambil mempelajari bahan pembicaraan nanti. Di tengah keasyikan saya membaca, si sopir taksi tiba-tiba memutuskan untuk mengambil rute yang tidak saya harapkan. Waktu saya tanya, ia mengatakan sedang mencoba alternatif jalan lain yang mungkin tidak dapat imbas dari jadwal kunjungan pak Obama hari ini. Oke... saya mengerti dan menyetujuinya meskipun saya tau hal itu akan menyebabkan pembengkakan pada tarif argometernya.

Tak lama berselang, saya menyadari bahwa rute alternatif tersebut juga mengalami kemacetan. Sebenarnya saya saat itu lebih suka untuk tetap di rute tersebut dengan kemungkinan terjebak untuk waktu yang tak sebentar, namun si sopir bersikeras untuk mengambil rute lain lagi yang diyakininya lancar. Saya pun mengalah dan mengizinkannya untuk menuruti kemauannya.
Memang... rute baru ini jauh lebih lancar dalam arti tidak dilalui banyak mobil karena merupakan rangkaian jalan kecil berliku-liku yang dipadati oleh pengendara motor dan pejalan kaki. Belum lagi sejumlah pedagang lapakan yang memenuhi pinggiran jalan. Hasilnya, taksi saya tidak dapat melaju kencang dan perjalanan ini menjadi jauh lebih lama dari yang saya duga hingga sayapun terlambat sampai di tujuan.
Namun tarif argometer yang melebihi dua kali lipat tarif normal dan keterlambatan saya tidak membuat saya kesal karena toch para rekanan saya dengan spenuh pengertian menerima alasan keterlambatan saya dan pertemuanpun dapat terlaksana dengan baik.


Dalam taksi menuju kantor, saya lalu berpikir tentang jalannya kehidupan sambil mengingat kejadian tadi pagi. Banyak sekali hal yang kita inginkan namun untuk sampai kesana kita harus melalui jalan yang berbeda dari rencana. Dan dalam perjalanan itu kita seringkali ditempatkan pada posisi tidak mungkin memilih. Ada kalanya pilihan yang ada bukanlah apa yang kita inginkan namun tetap harus kita jalani. Seperti halnya saat segala upaya tengah dilakukan sopir taksi pagi tadi saya hanya bisa berharap saya tidak gagal untuk menghadiri pertemuan, dalam hidup ini kita juga hanya perlu tetap berharap & yakin keinginan kita tercapai. Meskipun harus berhadapan dengan segala hambatan, dengan usaha dan asa niscaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan kalaupun tidak, tentunya kita dapat apa yang memang kita butuhkan. Akhirnyapun kita perlu tetap bersabar & bersyukur.