Monday, November 1, 2010

MP Blog - Peringatan

Tiba tiba kesunyian itu dipecahkan oleh suara ketukan pelan di pintu. Sementara adiknya sudah terlelap, ia langsung keheranan... mana mungkin ada yg mengetuk pintu kamar tidur di saat seperti ini? Sudah jelas hanya mereka berdua yang ada di rumah malam itu. Orang tuanya tengah berada di luar kota hingga esok hari sehingga ia diminta untuk tidur di kamar tidur mereka. Adiknya yg masih duduk di bangku SD kelas 5 itu diajak menemaninya sebagaimana memang mereka selalu tidur sekamar.


Sambil menatap adiknya yang masih pulas ia hanya mencoba mengabaikan ketukan itu dan berharap semua ini hanya halusinasinya. Namun ketukan itu makin sering & makin nyaring terdengar hingga mampu membangunkan adikknya. Kini dorongan untuk menjawab ketukan itu juga datang dari adiknya. Masih agak ragu utk melakukannya namun ia sadar setidaknya ia tidak sendiri bila harus menghadapi sesuatu hal yg aneh. 

Setelah berhasil membujuk sang adik utk menemaninya, ia menghampiri pintu & membukanya perlahan. Apa yg kemudian dilihatnya memang persis dengan harapannya...tidak seorangpun. Meskipun ia seorang siswa SMU namun tetap tak terbayang apa yang bisa dilakukannya jika yang dijumpai justru seorang maling atau bahkan jadi-jadian...hiii....
Maka masih sambil kebingungan ia pun mengajak adiknya kembali tidur. Hanya saja malam itu mereka sulit tidur karena ketukan itu kembali terdengar berkali-kali, dan berkali-kali pula mereka harus menemui tak seorangpun di depan pintu.

Ia & adiknya sedang berjalan kaki ke sekolah paginya ketika seorang hansip melintas dengan sepedanya lalu berhenti di samping mereka.
"Maaf dik... tadi malam pas ronda, saya & teman-teman melihat ada 2 orang di teras rumah adik. Waktu melihat kami datang, mereka langsung kabur. Kami coba mengejar tapi mereka berhasil lolos. Tolong kasih tau bapak atau ibunya aja ya...".

Penjelasan hansip itu sempat membuatnya bertanya sendiri, jangan-jangan merekalah yg mengetuk pintu? Tapi menurut hansip tadi, mereka berada di teras rumah, jadi mereka tdk masuk ke dalam rumah...terlebih lg sepertinya tadi ia tdk menjumpai satu pintu atau jendelapun di rumahnya yang rusak dijebol. Sejenak ia terbuai ingatan kejadian semalam, namun semua buyar saat ia sampai di sekolah dan berpisah dengan adiknya.

Sore itu saat ia tengah berkumpul dgn adik & orang tuanya dalam acara minum teh bersama, ia menceritakan kejadian yang semalam dialaminya, juga tentang cerita sang hansip. Ibunya yg ternyata siang tadi telah mendapat laporan langsung dari pihak keamanan setempat tanpa nampak terkejut kemudian berkata tenang, "oo...nggak apa-apa...itu bukan suara orang ngetuk pintu, tapi suara keris yang mengetuk pintu lemari. Itu artinya rumah kita lagi dalam bahaya. Lain kali kalau kau dengar ketukan seperti itu, langsung nyalakan teve atau radio dan keraskan suaranya... atau lakukan apa saja yg membuat orang berpikir kita tidak tidur". Penjelasan itu sangat masuk akal mengingat ia tau persis bahwa kedua orang tuanya masing-masing memang menyimpan beberapa pusaka di lemari pakaian mereka, namun hanya satu hal yg terpikirkan dalam benaknya, ....ah, lain kali aku tak akan mau tidur di kamar mereka lagi, pikirnya.