Monday, June 6, 2011

MP Blog - Terobosan DirUt PLN

Sekedar berbagi isi surat dari teman....


Saat very long weekend kemarin, saya berkesempatan ketemu dengan tetangga yang sudah lama sekali tidak pernah ketemu. Maklum kehidupan manusia suburban, pergi gelap pulang gelap menegosiasi jarak rumah dan tempat kerja PLUS antisipasi macet di jalan.
Sobat ini seumur-umur kerja di PLN, Perusahaan Listrik Negara.

Dia laporan, PLN sedang resah karena gebrakan-gebrakan Direktur Utamanya yang baru, Dahlan Iskan.
"Masak sekarang perjalanan dinas dilarang!" ujarnya.
"Terus kita tanya-tanya, lantas kalau ada masalah di daerah lain dan kita harus ke sana, bagaimana?" sambungnya lagi "Pokoknya tidak boleh ada perjalanan dinas!!! Giiiitu jawabnya, Mas! Wuahhhhh.... .., payah sekali itu orang!"

Minggu lalu di milis alumni juga ada diskusi bagaimana Direktur Utama ini "...kok belanja-belanja gas ke Iran! Padahal gas di dalam negeri kan tersedia!"
Soal gas sudah terjawab dalam diskusi itu.
Rupanya Dahlan Iskan langsung belanja saja ke luar negeri karena kalau di dalam negeri Mafianya gas itu sama kusutnya dengan perdagangan energi yang manapun di bumi Indonesia ini. Minyak, batubara maupun gas sama saja, bukan dikuasai negara tapi dikuasai sama .....he he he........, BUKAN NEGARA.
Jadi PLN hanya kebagian sisa saja. Dan harganya juga harus terima teken saja!
Dahlan Iskan berani menerobos tradisi ini.
Dia tidak menunggu sisa, tapi pro aktif cari pasokan lain!
Ke luar negeri sekalian!
Iran pulak!
(Banyak pihak di Indonesia yang kepanjangan tangan Amerika, lho. Jadi ikut-ikutan anti Iran juga!)
Gempar.

Semalam Tanri Abeng mengundang Dahlan Iskan dalam acaranya di METRO TV.
Saya kebagian buntut, tapi lumayan masih bisa menangkap beberapa gebrakan Dahlan Iskan yang bikin banyak "keresahan" di PLN.
Dahlan Iskan yang tampak sangat sederhana, baik dalam penampilan maupun gaya bicaranya menyampaikan kiat-kiat gebrakannya lengkap dengan alasannya dengan cara yang tidak kalah sederhananya. Tidak ja'im dan berbelit-belit seperti umunya gaya pejabat yang punya kekuasaan sebesar Dirut PLN.
Ini di antaranya:

1. Kegiatan upacara ditiadakan di PLN. Karena pejabat-pejabat kita lebih senang jadi Inspektur Upacara daripada jadi pelayan masyarakat.
Coba itu!!!!
Sederhana banget, tapi saya langsung menangkap akibatnya terhadap para pejabat di PLN.
Baik akibat sering jadi Inspektur Upacara, maupun akibatnya kelak  pada para pejabat yang bersangkutan  dengan dihilangkannya kebiasaan ini!

2. Dahlan Iskan dapat laporan bahwa urusan seragam itu ternyata rumit. 
Banyak mark up dll. yang rawan penyelewengan. 
Ya sudah, PLN tidak usah pakai seragam saja!
Ha ha ha haaaa......, terbayang berapa penghematan yang berhasil dibuat PLN!
Dan berapa banyak pihak yang manyun, karena kehilangan "rejeki"nya! 
Dalam acara yang sama Dirut ini bilang rata-rata PLN menerima 3.000 pegawai baru.
Bayangkan anggaran seragam 3.000 pegawai setiap tahun (yang di mark up mark up pula) tiba-tiba sekarang hilang!

3. Menurut pengamatan dan pengalaman Dahlan Iskan, dimana-mana di segala lapisan itu karyawan yang ngaco sekali hanya 10%. 
Yang baik sekali juga 10%.
Sisanya yang 80% itu cuma ikut-ikutan saja. Tergantung ke mana ikutnya.
Nah, jadi tugas Dahlan Iskan itu mengumpulkan 10% yang baik ini buat duduk di tempat-tempat pimpinan di segala lapisan! 
Kalau tiga lapisan di atas sudah diisi dengan orang-orang baik yang 10% itu, dalam dua tahun PLN akan jadi baik. 
Kenapa?
Karena setiap tahun ada k.l. 3.000 pegawai yang pensiun, dan diisi oleh tenaga baru sebanyak itu juga (3.000 orang) yang insya Allah sudah melalui seleksi dan diharapkan tidak sempat terkontaminasi oleh 105 karyawan yang buruk itu!
Sederhana sekali, ya?

4. Yang terakhir ini menjawab keluhan tetangga saya itu: 
Bulan Mei ini dicanangkan sebagai "Bulan Puasa Perjalanan Dinas"!
Masalah-masalah di manapun harus bisa diselesaikan TANPA Perjalanan Dinas.
Lho, kenapa?
Karena menurut saya (ini kata Dahlan Iskan) seharusnya semua masalah bisa diselesaikan karena sekarang ini ada telepon, ada e-mail dan banyak lagi sarana yang bisa menunjang kerja tanpa harus ketemu muka!
Iya, tapi kenapa tidak boleh ada perjalan dinas?
Karena contohnya bulan lalu saja di PLN itu ada 28.200 sekian perjalanan dinas!!!!!
Toucheeeeee. .......!! !
SATU BULAN ADA 28 RIBU LEBIH PERJALANAN DINAS!!!
Saya jadi ingat candaan teman-teman sekolah dulu yang kemudian jadi pegawai negeri, bahwa di kalangan mereka SPJ adalah merupakan salah satu sumber tambahan pengahasilan! !!
Ha ha ha haaaaaa..... ...., ya puantessss podo misu-misu kuabehhhh... ..
28 ribu perjalanan dinas perbulan, je.....!
Pada banyak dong yang "kehilangan rejeki"!
Padahal di dunia sudah semakin banyak fasilitas gratis yang tersedia.
Webcam sudah ada.

Google Document bikin orang di segala penjuru dunia bisa bersama-sama mengerjakan proyek yang sama dalam waktu bersamaan, tidak ada bedanya dengan bekerja di satu meja. E-mail bikin orang bisa kirim segala surat dan dokumen gratis. Sebanyak kita mau, 24/7/365!!!

Pantasnya Dahlan Iskan ini di klon banyak-banyak, ya?
Indonesia butuh manusia seperti ini barang 1.000 orang saja sih.
Nggak apa-apa kita harus bersabar menunggu klon ini cukup dewasa untuk jadi pemimpin!
TApi kita butuh banget, kayaknya!
Mendesak sekali!
Ha ha ha ha ha haaaaaaa..