Saturday, June 25, 2016

Buat Kakakku...

Pertama kali aku mengenalnya ketika aku bergabung di Gugus Depan (Gudep) 005 yang bermarkas di sekolah menengah yang setahun kemudian menjadi sekolahku. Waktu itu aku masih kelas enam, sedangkan ia sudah duduk di bangku SMP kelas dua. Mas Nugroho, atau yang lebih dikenal dengan nama Manug ini seorang tokoh yang ramah, baik dan mengayomi. Ia juga sangat periang dan punya bakat seni yang sangat tinggi. Tak heran bila ia selalu ambil bagian dalam acara-acara seni di lingkungan sekolah dan kepramukaan. Aktifnya ia dalam kepramukaan itulah yang membuatnya dekat dengan kedua kakak tertuaku yang juga super aktif. Mereka sering mengikuti kegiatan kepramukaan yang berskala nasional seperti Jambore dan Raimuna. Jadi ia termasuk sosok yang cukup dikenal oleh keluargaku juga.

Aku tak pernah lagi bertemu dengannya sejak ia lulus SMA karena saat itu aku juga tak lagi aktif sebagai seorang pramuka. Belum lagi kemudian aku sempat melanjutkan kuliahku di negeri seberang untuk waktu yang lama. Baru November tahun yang lalu aku kembali bertemu dengannya saat kami sama-sama ambil bagian dalam acara musik yang diselenggarakan oleh ikatan musisi alumni SMP/SMA kami. Dan akhirnya, pada bulan April kemarin aku diajak bergabung oleh adikku yang berencana tampil dalam acara enam bulanan ini dalam grup band yang dibentuknya bersama mas Manug. Ajakan ini tak mungkin aku tolak karena kegiatan yang terakhir kali aku lakukan bersama mas Manug adalah ketika kami masih di Gudep 005 lebih dari 30 tahun yang silam.

Perjalanan yang aku lalui sejak mulai bergabung dengan grup band ini hingga pementasan kami terbilang pendek karena kami dan anggota lainnya sama-sama punya kesibukan masing-masing sehingga tidak mudah bagi kami untuk sering bertemu dan latihan. Namun diluar hasil yang cukup memuaskan, pementasan kami ini memberi kenangan yang tak terhingga buatku. Setidaknya aku bisa sempat berkolaborasi dengan tokoh yang ternyata sudah wara-wiri di dunia musik termasuk peran pentingnya membina kelompok paduan suara di Institut Teknologi Bandung selama 12 periode.

Dan kemarin dini hari ketika aku hendak sahur, adikku memberitakan bahwa mas Manug telah berpulang ke Sang Khalik. Tak pernah terbayangkan olehku bahwa ia akan pergi secepat ini karena tak terlihat sedikitpun ada gejala ke arah itu. Aku dan anggota grup band yang lainnya bahkan sebelumnya sempat berencana untuk tampil kembali di ajang berikutnya November mendatang.
SuratanNya berkata lain. Kepergiannya sangat dini bahkan sebelum rencana kami bisa dibahas lebih lanjut...namun kami ikhlas menerimanya. Apa yang telah kami, khususnya aku, alami bersamanya dalam waktu yang pendek hingga pementasan kami bulan lalu kini menjadi suatu kenangan yang luar biasa indahnya.

Selamat jalan, mas Manug. Adalah suatu kehormatan bagiku bisa tampil di pentas musik bersama mas di hari-hari terakhir mas. Terima kasih atas kenangan indah yang telah mas share bersamaku. You'll always be remembered...