Tuesday, August 23, 2016

Imbang


Dari sejak lepas landas menuju sekolah aku sudah merasa ada yang tak biasa dengan lajunya sepeda motorku. Sempat juga aku berhenti sejenak agar aku dan putra-putraku bisa memastikan jika ada cukup angin di dalam ban roda belakang. Tampaknya memang tak ada yang salah ketika itu. Namun setelah melanjutkan perjalanan lebih jauh, kami mendapati ban itu sudah cukup kempes. Artinya, proses pengempesannya berlangsung cukup cepat. Maka aku segera menurunkan mereka dan kembali pulang untuk berganti motor karena meskipun di dekat situ ada tukang tambal ban, proses penambalannya tak mungkin berpihak pada waktu yang dimiliki putra-putraku. Untungnya, waktu masih banyak sehingga mereka akhirnya tiba di sekolah jauh sebelum bel berbunyi.

Sekembalinya aku dari sekolah, aku segera berganti motor lagi untuk aku bawa ke tukang tambal ban terdekat. Apesnya, ternyata penyebab kekempesan itu bukan karena ada lubang tetapi karena pentil yang lepas dari ban dalamnya. Otomatis aku harus menggantinya dengan yang baru dengan ongkos yang tentunya lebih mahal. Nah, disinilah aku jadi lebih apes karena dana yang ada padaku hanya cukup untuk ongkos tambal ban saja...bukan untuk beli ban dalam baru. ATM terdekat berjarak lebih jauh dari pada ke rumah sehingga aku memutuskan untuk berjalan kaki pulang untuk mengambil dana secukupnya dan kembali berjalan kaki lagi untuk mengambil motorku.

Setelah aku kembali dengan motor yang telah digantikan ban dalamnya, aku masih harus mendengar keluhan istri tentang bagaimana hal ini bisa terjadi ketika belum lama yang lalu aku baru saja menambal ban roda yang sama karena kempes juga, dan bagaimana aku bisa bepergian hanya dengan sedikit dana tanpa mempertimbangkan hal-hal yang mungkin mengharuskan aku untuk mengeluarkan dana yang lebih banyak. Bagaimanapun argumentasi kami berakhir, tak sedikitpun terduga olehku bahwa pagi ini akan diwarnai dengan sebuah argumentasi.

Banyak faktor yang memang bisa saja aku jadikan alasan untuk kesal pagi ini..tapi banyak juga hal-hal yang bisa mengimbanginya sehingga aku harus bersyukur.
Penyebab ban sering kempes itu harusnya bukan lagi hal yang dipertanyakan. Dengan rutinitas antar jemput dua orang anak SMP lima hari dalam seminggu, tentunya beban yang ditanggung ban roda belakang bisa dianggap melebihi kapasitasnya. Lalu bagaimana jadinya jika aku tak sering gonta ganti motor? Untungnya aku punya dua motor sehingga aku tak lebih sering kesripahan seperti pagi ini. Kalau mengantar dengan mobil, ban kempes dapat dengan mudah diganti dengan yang serep, namun durasi penggantiannya juga tak mungkin menyempatkan putra-putraku sampai di sekolah on time.

Adanya dua motor itu jugalah yang lalu memungkinkan aku untuk langsung pulang dan mengganti motor pagi ini. Untungnya juga...tempat putra-putraku menungguku mengganti motor bisa dibilang tak jauh-jauh sekali dari rumah sehingga proses penantian mereka cukup singkat dan mereka tak terlambat ke sekolah. Akan lebih apes lagi kami jika motor kedua mengalami masalah. Tapi itu akan jadi lain cerita dan untungnya itu tak terjadi. Yang terjadi hanyalah bahwa aku harus mengeluarkan dana lebih besar dari yang aku harapkan sehingga aku harus bolak balik berjalan kaki ke dan dari rumah untuk bisa mengatasinya. Kalau ternyata jarak tempuh ke rumahku jauh, opsi yang ada adalah bercapek-capek jalan kaki, atau keluar ongkos lagi untuk ojek. Untungnya jarak ke rumah tak membuat proses jalan kaki ku menjadi sesuatu yang melelahkan.

Kalau soal bepergian dengan dana yang tak cukup, namanya ya untung-untungan. Aku mana tau bahwa akan perlu uang melebihi yang ada di dompetku? Bisa saja untuk kasus lain aku harus mengeluarkan dana lebih meskipun aku sedang pegang uang ratusan ribu Rupiah atau bahkan jutaan. Yang penting itu adalah bagaimana aku bisa mendapatkan solusi dari permasalahannya. Dan faktor penunjang solusinya adalah fakta bahwa ada simpanan dana di rumah yang cukup untuk menutupi biaya yang harus aku tanggung. Untung bukan?

Berapa kali aku sebut kata "untung"? Nah, untung itu ada karena aku menilainya secara positif. Dari apes-apes yang aku alami pagi ini tercipta untung-untung yang mengimbanginya.
Ada negatif dan ada positif.
Ada sebab, ada akibat.
Ada masalah, ada solusi.
 
Kita tak akan melulu beruntung, tapi juga tak akan melulu merugi. Untung itu tak hadir sendirian, dan begitu pula sebaliknya dengan rugi. Tinggal bagaimana kita menilai seberapa besar suatu keuntungan dan suatu kerugian. Kalau kita pintar dan bijaksana, harusnya kita bisa membuatnya berimbang. Itu baru yang namanya ikhlas. #batalkesal