Karena kebetulan jatuh di bulan puasa, kami akhir minggu kmrn akhirnya mengadakan acara buka bersama sbg suatu symbol pengenangan 40 hari kepergian ayahanda kami. Acaranya jauh berbeda dgn acara tahlilan pada umumnya dimana kami tidak melakukan pengajian bersama sehingga lebih terfokus pada pengenangan beliau di mata kami, keluarga intinya. Meski acara ini hanya dihadiri anak-anak & cucu-cucu beliau saja, namun lumayan ramai karena dari enam orang anaknya, beliau memang punya cukup banyak cucu.
Acaranya simple saja, bukber yang diikuti sholat maghrib berjama’ah, do'a bersama & menikmati hidangan makan malam. Kami memang tidak membiarkan kesedihan menjadi tema untuk acara ini, sehingga kami hanya bertukar cerita tentang kenangan manis masing-masing bersama beliau. Keceriaan & gelak tawa mengiringi acara makan malam kami. Banyak hal yang disayangkan oleh para cucu sebagai hal-hal yang tak mgkn lagi mereka alami bersama eyang kakungnya ini setelah mereka mendengarkan cerita kami tentang kekocakan beliau di masa kecil & muda kami. Kami sendiri lebih merindukan beliau saat kami kemudian membongkar barang-barang peninggalan beliau. Kami saling berbagi kenangan yang kami miliki tentang beliau dan barang-barang tersebut. Seperti halnya mendiang ibunda kami, yang telah mendahuluinya hampir genap 5 tahun sebelumnya, beliau juga tipe orang yang rajin sekali menyimpan barang-barangnya. Bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika kami menemukan benda-benda yang pernah kami kenal saat kami kecil dulu namun tak pernah kami lihat lagi hingga kemarin. Kami juga menemukan benda-benda kesayangan mendiang ibunda kami yang rupanya selama ini tetap disimpan oleh beliau. Banyak memori indah yang terkuak seiring dengan ditemukannya kembali benda-benda zaman dahulu ini lagi. Bahkan ada banyak barang-barang yang diminati para cucu yang menginjak masa remajanya karena memang saat ini menjadi trendy lagi.
Banyak hikmah yang kami dapatkan dari ajang pertemuan kemarin. Ada hal-hal yang akhirnya terekspos karena beberapa faktor, misalnya karena memang selama ini sengaja disimpan rapat-rapat oleh masing-masing individu....tentunya karena ada mandat dari beliau dan/atau mendiang ibunda. Ada juga yang kami ketahui karena catatan-catatan yang akhirnya kami baca & foto-foto tua yang kami temukan. Hikmah lain adalah, bahwa kami masih bisa belajar banyak dari apa yang telah mereka tinggalkan kepada kami, yang tentunya baru dapat kami rasakan setelah mereka tiada. Hal-hal seperti inilah yang kemudian membuat kami bisa berkata, "ooo...ternyata gitu tho maksudnya?".
Acaranya simple saja, bukber yang diikuti sholat maghrib berjama’ah, do'a bersama & menikmati hidangan makan malam. Kami memang tidak membiarkan kesedihan menjadi tema untuk acara ini, sehingga kami hanya bertukar cerita tentang kenangan manis masing-masing bersama beliau. Keceriaan & gelak tawa mengiringi acara makan malam kami. Banyak hal yang disayangkan oleh para cucu sebagai hal-hal yang tak mgkn lagi mereka alami bersama eyang kakungnya ini setelah mereka mendengarkan cerita kami tentang kekocakan beliau di masa kecil & muda kami. Kami sendiri lebih merindukan beliau saat kami kemudian membongkar barang-barang peninggalan beliau. Kami saling berbagi kenangan yang kami miliki tentang beliau dan barang-barang tersebut. Seperti halnya mendiang ibunda kami, yang telah mendahuluinya hampir genap 5 tahun sebelumnya, beliau juga tipe orang yang rajin sekali menyimpan barang-barangnya. Bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika kami menemukan benda-benda yang pernah kami kenal saat kami kecil dulu namun tak pernah kami lihat lagi hingga kemarin. Kami juga menemukan benda-benda kesayangan mendiang ibunda kami yang rupanya selama ini tetap disimpan oleh beliau. Banyak memori indah yang terkuak seiring dengan ditemukannya kembali benda-benda zaman dahulu ini lagi. Bahkan ada banyak barang-barang yang diminati para cucu yang menginjak masa remajanya karena memang saat ini menjadi trendy lagi.
Banyak hikmah yang kami dapatkan dari ajang pertemuan kemarin. Ada hal-hal yang akhirnya terekspos karena beberapa faktor, misalnya karena memang selama ini sengaja disimpan rapat-rapat oleh masing-masing individu....tentunya karena ada mandat dari beliau dan/atau mendiang ibunda. Ada juga yang kami ketahui karena catatan-catatan yang akhirnya kami baca & foto-foto tua yang kami temukan. Hikmah lain adalah, bahwa kami masih bisa belajar banyak dari apa yang telah mereka tinggalkan kepada kami, yang tentunya baru dapat kami rasakan setelah mereka tiada. Hal-hal seperti inilah yang kemudian membuat kami bisa berkata, "ooo...ternyata gitu tho maksudnya?".
Seperti pepatah, "Anda tidak tau apa yang anda miliki hingga anda tidak memilikinya lagi", kami kini merasakan betapa kami memang kehilangan kedua orang tua kami yang semasa hidupnya, ternyata telah mengajarkan jauh lebih banyak hal dari yang kami duga. Dan mungkin memang tidak pernah kami pertanyakan sebelumnya, namun kami kini tau seperti apa rasanya menjadi seorang anak yatim-piatu....