Dulu mungkin mudah sekali untuk mengetahui dengan pasti kapan saja tahlilan akan diadakan di dalam keluarga orangtua saya. Angka-angka yang sudah sangat signifikan dengan penyelenggaraan tahlilan itu adalah, 3 malam pertama, malam hari ke 7, ke 40, 100 hari, setahun dan 1000 hari. Saat orang tua saya masih lengkap sepertinya tidak ada masalah dalam menentukan kapan perlu tahlilan. Tapi sejak ibu saya meninggal, mulailah terlihat ada pengurangan jumlah tahlilan. Mungkin karena ayah saya termasuk orang yang praktis dan jarang sekali mau repot dengan urusan yang dianggapnya sepele. Jadi beliau mulai menyaring angka-angka yang dulunya sudah mentradisi dalam keluarga.
Sejak ayah saya meninggal beberapa waktu lalu, mulai lagi terlihat akan adanya pemaprasan tahlilan oleh para generasi penerusnya. Bukan hanya karena sifat praktis yang sudah terlanjur diturunkan ke sebagian dari kami, anak-anaknya, namun juga adanya perbedaan prinsip di antara kami di pelbagai segi seperti agama, kultur dan sosial. Pengaruh dari "pasangan" pun menjadi faktor terjadinya perubahan ini mengingat beberapa dari mereka memang punya latar belakang didikan keluarga & adat yang berbeda. Saya sendiri memang pernah mencoba mencari info tentang hukumnya tahlilan dan sempat membaca tentang adanya pengharaman tahlilan oleh kalangan/aliran tertentu.
Meskipun sempat juga ada seorang ustadz dan beberapa sesepuh kami yang menganjurkan agar kami mengundang para kerabat dekat & mengirimkan do'a bersama untuk mendiang ayah saya, namun akhirnya kami memutuskan untuk tidak menyelenggarakannya di hari ke 40 melainkan di hari ke 100 yg mungkin dalam konteks yang lebih besar. Saya sendiri memang bukan tipe orang yang senang kumpul-kumpul, apalagi dengan kerabat yang notabene tidak sulit untuk ditemui. Jadi bagi saya, duduk sendiri di sebuah ruangan yang tenang sambil mengirimkan do'a-do'a kepada ayah (dan ibu) saya akan lebih khusu' dan nikmat. Saya pikir tanpa perlu menggalang pasukan pengirim do'a, insya Allah do'a saya bisa diterima & dikabulkan Yang Maha Kuasa. Kali ini, 40hr mangkatnya ayah kami akan ditandai dengan acara buka puasa & do'a bersama hanya di kalangan kami saja, anak & cucu beliau. Biar bagaimanapun, do'a yang paling mustajab itu khan do'a anak sendiri.