nothing is impossible to be done when you are upset and confused... even the most stupid one
Monday, November 15, 2010
Thursday, November 11, 2010
MP Video - Trust Me...
COME ALONG WITH ME
If you believe in love
And all the love can bring
A brand new day, a brand new way
Will you make a case for it?
Will you find a place for it?
If you will, then come along with me
If you believe in dreams
And making dreams come true
In wishing stars and magic jars
Can you free the wild in you?
Can you be the child in you?
If you can, then come along with me
Chorus:
A new world awaits out there
Together we'll explore it
A journey we can share
Too tempting to ignore it
A new familiar sea
But with you i can chart it
That's no sure shine
But i'd take one with you
My heart's a restless heart
The needs to go from here
A rolling stone, down roads unknown
If you have the flash for it
We can make a dash for it
If you do, then come along with me
Wednesday, November 10, 2010
MP Blog - Apa Boleh Buat...
Tadi pagi saya dapat jatah bertemu dengan beberapa rekanan yang kantornya terletak tidak terlalu jauh dari rumah. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menumpang taksi agar saya tidak akan perlu pusing-pusing memarkir mobil di sana. Saya menyadari akan kemacetan yang akan saya hadapi sehingga saya berangkat jauh lebih awal agar tidak terlambat. Dengan semangat hari baru saya mencoba menikmati kemacetan pagi dalam taksi sambil mempelajari bahan pembicaraan nanti. Di tengah keasyikan saya membaca, si sopir taksi tiba-tiba memutuskan untuk mengambil rute yang tidak saya harapkan. Waktu saya tanya, ia mengatakan sedang mencoba alternatif jalan lain yang mungkin tidak dapat imbas dari jadwal kunjungan pak Obama hari ini. Oke... saya mengerti dan menyetujuinya meskipun saya tau hal itu akan menyebabkan pembengkakan pada tarif argometernya.
Tak lama berselang, saya menyadari bahwa rute alternatif tersebut juga mengalami kemacetan. Sebenarnya saya saat itu lebih suka untuk tetap di rute tersebut dengan kemungkinan terjebak untuk waktu yang tak sebentar, namun si sopir bersikeras untuk mengambil rute lain lagi yang diyakininya lancar. Saya pun mengalah dan mengizinkannya untuk menuruti kemauannya.
Memang... rute baru ini jauh lebih lancar dalam arti tidak dilalui banyak mobil karena merupakan rangkaian jalan kecil berliku-liku yang dipadati oleh pengendara motor dan pejalan kaki. Belum lagi sejumlah pedagang lapakan yang memenuhi pinggiran jalan. Hasilnya, taksi saya tidak dapat melaju kencang dan perjalanan ini menjadi jauh lebih lama dari yang saya duga hingga sayapun terlambat sampai di tujuan.
Namun tarif argometer yang melebihi dua kali lipat tarif normal dan keterlambatan saya tidak membuat saya kesal karena toch para rekanan saya dengan spenuh pengertian menerima alasan keterlambatan saya dan pertemuanpun dapat terlaksana dengan baik.
Dalam taksi menuju kantor, saya lalu berpikir tentang jalannya kehidupan sambil mengingat kejadian tadi pagi. Banyak sekali hal yang kita inginkan namun untuk sampai kesana kita harus melalui jalan yang berbeda dari rencana. Dan dalam perjalanan itu kita seringkali ditempatkan pada posisi tidak mungkin memilih. Ada kalanya pilihan yang ada bukanlah apa yang kita inginkan namun tetap harus kita jalani. Seperti halnya saat segala upaya tengah dilakukan sopir taksi pagi tadi saya hanya bisa berharap saya tidak gagal untuk menghadiri pertemuan, dalam hidup ini kita juga hanya perlu tetap berharap & yakin keinginan kita tercapai. Meskipun harus berhadapan dengan segala hambatan, dengan usaha dan asa niscaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan kalaupun tidak, tentunya kita dapat apa yang memang kita butuhkan. Akhirnyapun kita perlu tetap bersabar & bersyukur.
Memang... rute baru ini jauh lebih lancar dalam arti tidak dilalui banyak mobil karena merupakan rangkaian jalan kecil berliku-liku yang dipadati oleh pengendara motor dan pejalan kaki. Belum lagi sejumlah pedagang lapakan yang memenuhi pinggiran jalan. Hasilnya, taksi saya tidak dapat melaju kencang dan perjalanan ini menjadi jauh lebih lama dari yang saya duga hingga sayapun terlambat sampai di tujuan.
Namun tarif argometer yang melebihi dua kali lipat tarif normal dan keterlambatan saya tidak membuat saya kesal karena toch para rekanan saya dengan spenuh pengertian menerima alasan keterlambatan saya dan pertemuanpun dapat terlaksana dengan baik.
Dalam taksi menuju kantor, saya lalu berpikir tentang jalannya kehidupan sambil mengingat kejadian tadi pagi. Banyak sekali hal yang kita inginkan namun untuk sampai kesana kita harus melalui jalan yang berbeda dari rencana. Dan dalam perjalanan itu kita seringkali ditempatkan pada posisi tidak mungkin memilih. Ada kalanya pilihan yang ada bukanlah apa yang kita inginkan namun tetap harus kita jalani. Seperti halnya saat segala upaya tengah dilakukan sopir taksi pagi tadi saya hanya bisa berharap saya tidak gagal untuk menghadiri pertemuan, dalam hidup ini kita juga hanya perlu tetap berharap & yakin keinginan kita tercapai. Meskipun harus berhadapan dengan segala hambatan, dengan usaha dan asa niscaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan kalaupun tidak, tentunya kita dapat apa yang memang kita butuhkan. Akhirnyapun kita perlu tetap bersabar & bersyukur.
MP Video - Afternoon Jazz
Forget about the world
Think of your loved one
Even when you're far apart
Just believe in your faith
Enjoy your tea
And let the music blow you away
Tuesday, November 9, 2010
MP Blog - Pak Haji
Mungkin sudah menjadi tradisi untuk memanggil seseorang dengan kata "pak haji" terutama bila yang bersangkutan sudah cukup berumur dan mengenakan pakaian seperti baju koko atau sarung atau bahkan hanya kopiah/peci. Namun saya pribadi biasanya cenderung mencari tau terlebih dulu apakah benar yang bersangkutan memang sudah menyandang titel haji sebelum saya bisa memanggilnya sebagai "pak haji".
Hal inipun memang akhirnya saya alami sendiri setelah beberapa lama melakukan rutinitas sholat subuh di masjid, tapi itu hanya diseputar kalangan para hansip, pedagang asongan & sopir taxi yang tengah mangkal di pos keamanan yang saya lewati. di kalangan masjid sendiri saya bisa terbilang sebagai satu dari sedikit pengunjung yang berusia jauh di bawah sebagian besar pengujung yang mungkin saja memang sudah pernah naik haji. Jadi saya tidak pernah mendapat julukan tersebut di sana.
Kemarin, saya menyempatkan diri pergi ke masjid dekat kantor untuk melaksanakan sholat Ashar. Kebetulan saya mengenakan kemeja putih lengan panjang yang sekilas menyerupai baju koko. Seusai mengambil air wudhu, saya lalu mengenakan kopiah pinjaman dari o.b kantor karena saya agak sedikit terganggu dengan penampilan rambut saya yang "njabrik" setelah sebelumnya sempat bermotor tanpa helm untuk makan siang di warung dekat kantor.
Saat itu ada sejumlah remaja yang rupanya menyempatkan diri untuk singgah dan melaksanakan sholat di situ. Ketika melihat saya masuk mereka langsung menghampiri saya lalu menyalami saya sambil mencium tangan saya. Tentu saja saya kaget karena tidak terbiasa namun tak berkutik dengan sambutan seperti itu. Saya sempat berpikir bahwa mungkin saja mereka melakukan hal yang sama pada setiap orang yang mereka anggap senior. Nyatanya saya salah duga karena saya kemudian melihat mereka melakukan hal tersebut hanya pada orang lain yang jelas jauh lebih tua dan mengenakan baju koko lengkap dengan sarung & kopiahnya.
Sekembalinya di kantor, saya langsung menceritakan hal ini pada rekan-rekan saya sambil menyatakan keheranan saya. Sambil tertawa, seorang rekan saya kemudian berkata,
"mangkanya....kalo loe miara jenggot, miara kumis juga donk.... jenggot loe udah panjang tuch kayak ustadz sejati!"
Wakk.... apa iya karena itukah?? Hmm...gara-gara special request nich....
Monday, November 8, 2010
MP Blog - It's Just Me
i'd love to scream right now
for it may make me feel a bit better
but i know it won't ease the pain i feel inside
and i don't know how long the wound may last
maybe ages.....
so i have decided to keep quiet in my loneliness
and let the time heal it
but i know it won't ease the pain i feel inside
and i don't know how long the wound may last
maybe ages.....
so i have decided to keep quiet in my loneliness
and let the time heal it
MP Blog - Dan Akhirnya Semua Harus Kembali Ke Titik Nol
aku ingat dulu saat masih kelas 1 smp, pertama kali aku dikenalkan pada sistem menggambar secara akurat dengan hanya menggunakan jangka, aku diharuskan membuat sebuah dekorasi yang terdiri dari banyak lingkaran dengan ukuran yang berbeda.... dan hanya lingkaran. banyak dari kami yang akhirnya pusing sendiri saat menemui lingkaran lingkaran yang terposisi tidak pada tempatnya. banyak garis yang harusnya saling bersentuhan namun justru berjarak. lalu dengan putus asa kami mencoba menghapus bagian yang salah dan mengkoreksinya. tapi sesering-seringnya kami mencoba, sesering itu pulalah kami menemui kebuntuan hingga akhirnya guru kami menyarankan kami untuk memulai gambar kami dari awal dengan lebih berhati-hati di atas halaman baru. berat memang rasanya untuk mengulang semua dari awal namun kami akhirnya bisa menyelesaikan gambar tersebut dengan sempurna.
dan mungkin hal itulah yang harus aku lakukan kini di saat semua trik yang aku kenal sudah aku coba lakukan untuk keluar dari rentetan kesulitan yang aku hadapi tapi belum juga membuahkan hasil yang aku harapkan. prosesnya bisa jadi relatif panjang namun aku berharap hasil yang aku capai setaraf dengan waktu yang akan terpakai. bagaikan dilahirkan kembali namun dengan situasi dimana kali ini makin banyaknya lawannya sementara makin berkurangnya energi yang aku miliki. dengan tekad yang bulat & semangat yang tinggi sebagai andalan, insya Allah langkah ini merupakan keputusan yang tepat..... aamiiin....
Thursday, November 4, 2010
MP Blog - b'fair
apa sich susahnya ikhlas? kalau memang kita sadar bahwa semua yang kita miliki itu sifatnya sementara harusnya kita juga sadar bahwa pada akhirnya apapun yang kita miliki akan lepas dari tangan kita, seberapa pun kadarnya kecintaan kita padanya. lalu kenapa kita sering meratapi apa yg menjadi kehilangan kita atau meninggalkan kita? kehilangan sesama manusia saja tak seharusnya membuat kita sedih apalagi jika kita bicara soal benda mati atau bahkan waktu.
sifat manusia yang pecinta mugkin menjadi faktor besar dalam hal ini. bukan artinya kita tak boleh mencintai, tapi sering kali cinta itu kita tambatkan secara berlebihan bahkan pada tempat yang salah. kita bisa mencintai sesuatu atas dasar nilainya atau karena arti yg terkandung didalamnya buat kita.
ambillah suatu contoh... kita bisa lebih mencintai niat kita melebihi cinta kita pada diri sendiri sehingga setiap saat kita rela mengabaikan betapa kerdilnya pemikiran kita dalam berlaku demi tercapainya niat kita untuk suatu masa depan.
seringkali kita terlalu cinta pada masa depan kita sehingga kita cenderung melupakan masa lalu kita & mangabaikan kehidupan kita sekarang. kita urung mencintai masa lalu kita dengan alasan karena memang telah berlalu ibarat sebuah pintu yang sudah tertutup. kita dengan mudah lupa bahwa masa lalulah yg telah membawa kita ke tempat kita berpijak saat ini. kita juga dengan bangga menyebut diri kita sebagai pejuang sejati bagi masa depan sehingga kita rela bekerja mati"an saat ini demi kecintaan kita pada bayangan kemakmuran hidup di masa depan.
ya.. ya... tiada perjuangan tanpa pengorbanan bukan? so, it's okay to sacrifice your present for the sake of your future, right? lalu bagaimana kita akan menyikapi kegagalan di masa depan yang tengah kita perjuangkan dengan mengorbankan masa kini? mungkinkah saat itu kita baru ingat soal masa lalu yang secara ikhlas telah kita korbankan? kemudian dengan penyesalan, kita mulai berandai-andai.... seandainya dulu begini...seandainya dulu begitu...
lalu apa hubungannya dengan ikhlas? apa kita tak boleh membela sesuatu jika itu artinya kita akan mengorbankan sesuatu juga? tentu boleh.... tapi poin- nya di sini adalah bahwa cinta kita kadang bagitu besarnya sehingga kita ikhlas mengorbankan hal lain yang harusnya begitu kita cintai juga. kebesaran cinta yang seperti itulah yang patut kita waspadai. karena saat cinta itu dirampas oleh keadaan, kita sering tak ikhlas menerimanya. kita lalu ingat bagaimana dulu kita berjuang demi cinta itu hingga mengalahkan cinta yg lain. kita tidak ingat tentang cinta lain yang kita korbankan sebelumnya demi cinta yg satu ini. dulu kita begitu mudahnya melepas cinta yg lain, sekarang kita merasa menghadapi masa yg sulit utk menerima kepergian cinta ini. kenapa kita tak bisa seikhlas dulu? kenapa kita tak bisa dengan mudahnya menerimanya? apakah kita tambah sedih karena kita belum punya gantinya? karena toh dulu ada cinta ini yang membuat kita yakin & tenang dalam melepas cinta yg lain.
jadi sebenarnya kalau kita mau adil terhadap segala hal, dimana cinta & penghargaan yg kita berikan pada setiap hal dalam kehidupan kita tidak kita beda- bedakan, tentunya kita akan mudah untuk ikhlas. atau kalau mau, sifat sulit untuk berikhlas itu kita lakukan dengan kadar yang sama pada segala hal. artinya kalau kita benar-benar adil kita akan menjadi orang yang tak pernah ikhlas sekalipun. ketidak ikhlasan kita akan sempurna karena kita adil.
artinya.... jika dibalik, kesempurnaan itu bisa juga terjadi pada keikhlasan tentunya. tidak mudah memang untuk ikhlas terlebih bila itu menyangkut hal yang punya arti sangat amat penting bagi hidup kita. tapi kita mungkin bisa memulai dengan bersikap adil. adil dalam memperlakukan setiap pilihan yang ada, adil dalam memilih, adil setelah memilih & adil dalam mengukur kadar kecintaan kita terhadap pilihan kita, karena hal itulah yang sangat berpotensial menentukan keikhlasan kita kelak.
so.... be fair.... then let go....
Tuesday, November 2, 2010
MP Blog - That's What Friends Are For?
Pemandangan disekelilingku sangat indah....mungkin...
Paling tidak itulah yang aku ingat saat menuju ke Pelabuhan Ratu 6 tahun yang lalu. Kali ini aku lebih sering memandang keluar jendela mobil dengan tatapan kosong, jadi aku tak tau apakah pemandangannya masih seindah dulu. Obrolan antara kedua temanku sama sekali tidak masuk kekupingku. Entah apa yang mereka bicarakan sehingga mereka seringkali tertawa. Padahal tujuan perjalanan itu untuk menyelesaikan sengketa tanah di daerah sana. Mungkin yang harusnya bergembira justru aku yang akhirnya dapat kesempatan untuk menjauh dari keramaian.
Tapi aku sedikit cemas akan kemungkinan yang akan aku temui di sana. Pihak yang bersengketa masih ada hubungan keluarga dengan seorang cenayang yang sudah lama dikenal oleh salah seorang temanku. Sejak lama memang aku cenderung menjauhi mereka yang punya keahlian lebih ini. Bukannya aku memusuhi mereka... aku hanya tidak suka "dibacain". Terlebih mereka yang suka melakukannya tanpa minta izin terlebih dahulu. Telah beberapa kali aku terjebak dalam situasi dimana aku dipaksa mendengarkan ulasan tentang diriku bahkan ramalan tentang masa depanku. Bagiku, kalaupun si cenayang tau tentang aku, lebih baik hal itu disimpan untuk dirinya sendiri, bukan untuk diriku apalagi buat konsumsi orang-orang lain yang kebetulan tengah berada dalam ruangan yang sama. Mungkin hidupku tergolong aneh sehingga aku selalu menghindar dari mereka yang ingin membahasnya. Sikapku selalu jadi canggung tiap berhadapan dengan cenayang.
Aku memang bersedia ikut dalam perjalanan ini karena awalnya kami tidak berniat untuk langsung menuju tempat penyelesaian sengketa ini. Namun berita terakhir yang baru diterima setelah kami berangkat merubah semua rencana. Dan kamipun harus segera mengurus hal ini sesegera mungkin. Artinya, tidak akan sempat bagi teman-temanku untuk mengantar aku dulu ke tempat peristirahatanku. Aku hanya berharap disana nanti aku bisa memisahkan diri tanpa harus andil dalam pertemuan yang pasti akan dihadiri oleh cenayang itu.
Setelah dilanda kegundahan yang lumayan lama, akhirnya aku sampai juga ke tekape. Agak lega perasaanku karena ternyata tempat itu lebih menyerupai sebuah kantor koperasi desa yang memungkinkan aku menjauh dari tempat berunding tanpa harus memberikan kesan yang tak sopan. Dan benar juga, aku cukup menunggu di teras kantor sementara kedua temanku menyelesaikan urusannya di dalam.
Perundingan itu berjalan cukup singkat karena tak lama kemudian kedua temanku keluar menghampiriku dan mengatakan bahwa urusan mereka sudah selesai. Sampai disini semua berjalan lancar pikirku.... tapi ternyata aku salah. Beberapa orang lagi turut keluar dari ruangan termasuk diantaranya cenayang yang lebih dikenal sebagai "pak haji". Dan saat itulah tiba-tiba pak haji ini menghampiriku dan memperkenalkan diri sambil menjabat tanganku. Aku yang langsung tau siapa dirinya menyambut jabatan tangannya sambil membalas memperkenalkan diri dengan sikap yang wajar.
Namun aku mulai cemas ketika ia bertanya, "bapak aslinya Jawa ya?".
"betul pak", jawabku sambil berasumsi kalau ia mengenali logatku saat aku menyebut namaku.
Lalu ia menatapku agak lama sambil tersenyum, dan inilah yang selalu aku khawatirkan... mungkin saja ia sedang "mbaca" aku....
"Sampai kapan di sini pak?"
"Rencananya sih sampai nanti sore pak haji", jawabku... Padahal kami sudah berencana akan bermalam di salah satu tempat penginapan disitu.
"ya kalo gitu nanti sebelum pulang mampir dulu ke rumah ya"
"Insya Allah pak... kalau sempat", jawabku langsung sambil berusaha menyudahi obrolan kami.
"Sempat laah.... ada yang mau saya obrolin sama bapak"
Hah? ...sama aku?, pikirku. Kenapa sama aku? Dia khan baru kenal aku? Celaka nih!
Tapi tanpa ingin memberi sinyalemen atas kebingunganku, aku lalu menjawab, "Insya Allah.... sekarang kami permisi dulu ya pak haji.... masih ada yang harus kami urus lagi nih". Dan kami pun segera undur diri.
Saat ketika mobil kami beranjak pergi, aku masih melambaikan tanganku sambil tersenyum pada mereka yang melepas kepergian kami. Namun begitu mobil kami sudah agak jauh, aku langsung memasang muka seriusku sambil bertanya kepada teman-temanku, "aneh....mo ngobrolin apa dia ama gue yak?"
Sejenak suasana menjadi hening dan aku sempat heran saat kedua temanku saling bertatapan & tersenyum. Bukannya menjawab, kedua temanku itu justru lalu tertawa-tawa.
Aku yang mulai curiga pada mereka lalu memaksa mereka untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. Dan merekapun mengaku kalau tadi seusai pertemuan, mereka sempat memberitau pak haji tentang kecanggunganku berhadapan dengan cenayang & memintanya untuk "ngerjain" aku...
Ah....sial!!
Monday, November 1, 2010
MP Blog - Peringatan
Tiba tiba kesunyian itu dipecahkan oleh suara ketukan pelan di pintu. Sementara adiknya sudah terlelap, ia langsung keheranan... mana mungkin ada yg mengetuk pintu kamar tidur di saat seperti ini? Sudah jelas hanya mereka berdua yang ada di rumah malam itu. Orang tuanya tengah berada di luar kota hingga esok hari sehingga ia diminta untuk tidur di kamar tidur mereka. Adiknya yg masih duduk di bangku SD kelas 5 itu diajak menemaninya sebagaimana memang mereka selalu tidur sekamar.
Sambil menatap adiknya yang masih pulas ia hanya mencoba mengabaikan ketukan itu dan berharap semua ini hanya halusinasinya. Namun ketukan itu makin sering & makin nyaring terdengar hingga mampu membangunkan adikknya. Kini dorongan untuk menjawab ketukan itu juga datang dari adiknya. Masih agak ragu utk melakukannya namun ia sadar setidaknya ia tidak sendiri bila harus menghadapi sesuatu hal yg aneh.
Setelah berhasil membujuk sang adik utk menemaninya, ia menghampiri pintu & membukanya perlahan. Apa yg kemudian dilihatnya memang persis dengan harapannya...tidak seorangpun. Meskipun ia seorang siswa SMU namun tetap tak terbayang apa yang bisa dilakukannya jika yang dijumpai justru seorang maling atau bahkan jadi-jadian...hiii....
Maka masih sambil kebingungan ia pun mengajak adiknya kembali tidur. Hanya saja malam itu mereka sulit tidur karena ketukan itu kembali terdengar berkali-kali, dan berkali-kali pula mereka harus menemui tak seorangpun di depan pintu.
Ia & adiknya sedang berjalan kaki ke sekolah paginya ketika seorang hansip melintas dengan sepedanya lalu berhenti di samping mereka.
"Maaf dik... tadi malam pas ronda, saya & teman-teman melihat ada 2 orang di teras rumah adik. Waktu melihat kami datang, mereka langsung kabur. Kami coba mengejar tapi mereka berhasil lolos. Tolong kasih tau bapak atau ibunya aja ya...".
Penjelasan hansip itu sempat membuatnya bertanya sendiri, jangan-jangan merekalah yg mengetuk pintu? Tapi menurut hansip tadi, mereka berada di teras rumah, jadi mereka tdk masuk ke dalam rumah...terlebih lg sepertinya tadi ia tdk menjumpai satu pintu atau jendelapun di rumahnya yang rusak dijebol. Sejenak ia terbuai ingatan kejadian semalam, namun semua buyar saat ia sampai di sekolah dan berpisah dengan adiknya.
Sore itu saat ia tengah berkumpul dgn adik & orang tuanya dalam acara minum teh bersama, ia menceritakan kejadian yang semalam dialaminya, juga tentang cerita sang hansip. Ibunya yg ternyata siang tadi telah mendapat laporan langsung dari pihak keamanan setempat tanpa nampak terkejut kemudian berkata tenang, "oo...nggak apa-apa...itu bukan suara orang ngetuk pintu, tapi suara keris yang mengetuk pintu lemari. Itu artinya rumah kita lagi dalam bahaya. Lain kali kalau kau dengar ketukan seperti itu, langsung nyalakan teve atau radio dan keraskan suaranya... atau lakukan apa saja yg membuat orang berpikir kita tidak tidur". Penjelasan itu sangat masuk akal mengingat ia tau persis bahwa kedua orang tuanya masing-masing memang menyimpan beberapa pusaka di lemari pakaian mereka, namun hanya satu hal yg terpikirkan dalam benaknya, ....ah, lain kali aku tak akan mau tidur di kamar mereka lagi, pikirnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)