Tepat pukul 00:00 kemarin, akhirnya harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi; Premium dan Solar dinaikkan oleh pemerintahan baru yang dimulai sejak akhir bulan lalu. Memang dilihat sepintas, kenaikan harga BBM ini terasa janggal mengingat saat ini harga minyak dunia justru sedang menurun. Apalagi partai yang kemarin mengusung capres Jokowi kerap menyuarakan ketidaksetujuannya pada rencana kenaikan BBM yang terhembus di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Belum lagi jenis BBM yang harganya dinaikkan hanya yang menjadi konsumsi mayoritas penduduk negeri ini yang tingkat kehidupannya di bawah level "sangat kecukupan".
Alhasil, tidak hanya mereka yang dulu memihak Prabowo, tapi juga para pendukung Jokowi kini mengeluh atas kebijakan ini. Di luar itu, kebanyakan dari pendukung Prabowo mencibir bahkan mensukurin mereka yang dulu memilih Jokowi untuk menjadi presiden. Sementara pendukung Jokowi kini lebih memilih tidak memberikan pembelaan atas keputusan presiden pilihannya seolah memang tidak ada hal apapun yang dirasa mampu membenarkannya.
Sebenarnya seperti apakah sikap yang harus dimiliki oleh baik pendukung Jokowi maupun Prabowo dalam menghadapi situasi seperti ini?
Kenaikan harga BBM itu bukan hal yang baru bagi negeri ini. Di setiap era kepemimpinan para presiden yang hebat (karena tidak semua presiden kita orang yang hebat), hal itu pasti terjadi. Kalau hanya dipatok dari harga minyak dunia, tentunya kita seolah tidak punya masalah lain di negeri ini. Tapi buktinya, kita punya begitu banyak urusan yang harus dibenahi sehingga pembenahannya bisa, mau tidak mau, melibatkan berbagai sektor. Bisa jadi saat ini, dinaikannya harga BBM itu bermaksud untuk mengatasi satu atau lebih masalah yang sedang kita hadapi. Bahwa kali ini, yang jadi tumbal bukan termasuk kalangan "mewah", ya tidak selalu mereka harus jadi bagian juga. Mungkin suatu hari nanti, akan ada kebijakan yang melulu hanya berdampak buruk pada mereka yang punya harta berlimpah.
Segala hal yang terjadi di seputar kenaikan BBM selalu sama dari masa ke masa. Berburu bensin hingga rela mengantri sekian lama di SPBU, aksi menentang dari berbagai kalangan, protes menuntut diturunkannya kembali harga yang telah terlanjur dinaikkan, ikut naiknya harga kebutuhan rumah tangga dan tarif angkutan umum, dll. Dengan terjadinya semua itu, hanya sesekali saja ada kebijakan susulan yang menetralisir kegundahan rakyat. Sisanya, harga BBM tetap pada pakemnya karena dirasa sebagai hal yang paling tepat untuk dijalankan oleh pemerintah. Dan akhirnya toch masyarakat luas mau dan mampu menerima dan mengatasi dampaknya.
Sudah untuk sekian lama dunia menganggap perekonomian negara kita ini ringkih dan tidak stabil. Dan kebanyakan dari kitapun sudah mengakuinya. Tapi bahwa hingga saat ini kita masih eksis, itu menandakan bahwa untuk sekian lama pula usaha kita untuk bangkit tidak menemui jalan buntu, dengan siapapun kita dipimpin. Jika kita dianggap terpuruk, kita bukanlah negara satu-satunya, apalagi masih ada negara lain yang kondisi perekonomiannya lebih buruk. Sejak awal, kita sudah memulai bangkit tanpa topangan negara-negara kapitalis. Boleh saja Malaysia, Filipina, Singapura atau Hong Kong menempati posisi di atas kita dalam hal kemakmuran, namun sejarah menunjukkan negara besar mana saja yang pernah ada di belakang mereka di awal kedaulatannya sebagai sebuah negara merdeka. Kemerdekaan yang kita raih 69 tahun yang lalu itu merupakan kemerdekaan yang murni dari keterlibatan negara kapitalis.
Kita baru memulai era baru dengan pemimpin negara dan jajaran alat pemerintahan yang baru. Seperti halnya yang sudah lalu, selayaknyalah kita memberi kesempatan kepada mereka dan diri kita sendiri untuk membangun negeri ini. Beri kesempatan untuk bangkit dari keterpurukan yang mungkin sudah terlalu lama kita alami. Beri kesempatan untuk menjadi dewasa dan bijaksana dalam berjuang mendapatkan hidup yang lebih baik tanpa harus saling mencibir, mensukurin, mengejek atau mengecam. Bagaimanapun, kita adalah bangsa yang punya leluhur yang dari awal tidak pernah menyerah memperjuangkan kemuliaan bagi negeri ini.
Be humble and never give up!