Tuesday, August 24, 2010

MP Blog - Tarawih


Jum'at lalu saat bukber para pekerja yang "stuck" di satu gedung kerna alasan masing**, saya sempat ngobrol dengan mereka soal shalat tarawih. Topiknya simpel saja, sesering apa masing** pergi tarawih.

Sebenarnya saya suka muales kalo diajak diskusi soal agama. Disamping para pembicara sering cenderung membuat rumit hal** yg harusnya simpel, saya sendiri termasuk tipe orang yang nggak doyan debat bahkan meskipun di saat saya yakin punya pendapat yang benar. Apalagi kalo sudah soal adu elmu... saya mendingan mundur teratur lah.... soalnya elmu saya cukup cetek. Tapi kerna saya nggak mungkin jadi satu**nya hadirin yang diam saja, maka saya ikutan ngomong.

Untungnya obrolan malam itu cukup santai & nggak berakhir dengan perdebatan. Masing** bisa dengan mudahnya menerima alasan dari yang lainnya.
Ada yang rajinnya hanya di 3 hari pertama saja, ada yang hanya di malam pertama & terakhir, ada yang di tengah**, ada yg hanya kalau wiken, ada yang hanya kalo ada temennya, ada juga yang hanya di malam** ganjil sambil ngarep kebagian malam Lailatul Qadar.
Agak sulit memang untuk berdebat kalau buntutnya semua pakai istilah "biarin aja lah" sbg perisai diri. Biar kate ada ustadz juga nggak bakal mempan. Ada memang di antara kami yang ilmunya cukup tinggi bahkan sampai hafal manfaat tarawih hampir kumplit hari-per-hari, tapi ia juga nggak berkutik saat yang lain hanya seolah pasrah nggak dapat pahala kalo nggak pergi tarawih karena memang manfaat tarawih-pun bukan menjadi alasan bagi mereka untuk pergi tarawih.

Saya sendiri meskipun sejauh ini sdh beberapa kali pergi tarawih tapi sebenarnya sudah menjadi tradisi saya untuk pasti pergi tarawih di 10 malam terakhir. Apapun juga manfaatnya, alasan saya justru karena saya lebih suka tarawih di saat masjid nggak lagi dipadati jemaat karena sudah banyak orang yang pulang kampung atau bosan tarawih atau lebih konsentrasi pada persiapan lebarannya. Biasanya para khotib & imam juga lebih mempersingkat khotbah & sholatnya. Hal ini pulalah yang membuat saya cenderung tarawih keliling sambil menjajal masjid** yang mungkin belum pernah saya singgahi di tahun** sebelumnya.

Jadi kalau menjelang akhir bulan Ramadhan banyak orang yang lebih menantikan datangnya lebaran, saya lebih menantikan 10 hari terakhir yang artinya saya bisa JJM bahkan ke tempat yang jauh sekalipun kerna biasanya jalanan juga sudah mulai rada lengang....