Monday, June 1, 2020

Memahami Musibah

Ada kejadian bunuh diri Jum'at kemarin yang sempat menghebohkan karena dilakukan secara live di facebook. Tentu saja rekaman itu lalu jadi viral sebelum akhirnya diblokir dibanyak situs demi etika. Paling yang tersisa hanya potongan bagian awalnya saja yang memperlihatkan korban memberi kata pengantar sebelum melakukan eksekusinya.

Banyak yang kaget dan menyesali insiden ini lalu memberi komen dukacitanya, tapi tak sedikit pula yang menghujatnya. Masya Allah...orang sudah meninggal koq masih dihujat?

Bisa jadi si pelaku ini memang sudah tak tahan menghadapi masalah dengan sang istri seperti yang diutarakan dalam video rekaman live-nya, namun di dalam Islam (agamnya), tindakan bunuh diri tidak dibenarkan...itu mutlak. Harusnya sebagai seorang Muslim, ia lebih bisa sabar dan bijaksana dalam menangani masalah hidupnya. Tapi menurutku, mau sesalah apapun ia, dan bagaimana nantinya ia mempertanggungjawabkan tindakannya itu, sebaiknya kita sebagai manusia beriman tidak melakukan hal yang negatif atasnya.

Aku membaca sebuah tulisan seseorang berkenaan dengan peristiwa ini yang diulasnya dengan baik. Penulis juga memberi beberapa contoh tentang kiat menghindari jebakan stres yang pernah ia terapkan pada kerabatnya. Ia bukan seorang Muslimah tapi tulisannya sejalan dengan ajaran-ajaran Islam. Sementara dari mereka yang menghujat dalam komen kebanyakan jelas-jelasan Muslim. Dalam Islam, bunuh diri memang dilarang. Namun bila itu terjadi pada orang lain, entah agamanya apa, sebagai Muslim harusnya tidak menghinakannya. Afterall, semua khan sudah diatur olehNya.

https://seword.com/umum/kasus-bunuh-diri-pahinggar-indrawan-menjadi-tamparan-keras-bagi-masyarakat/


Catatan: Draft 18 Maret 2017