Pada akhirnya, engkau akan melihat sendiri sekokoh apa pilar yang selama ini kau anggap kuat untuk menopang atap yang menaungimu. Mungkin kau sudah muak dengan apa yang telah kulontarkan meski dibalik itu hanya ada itikad baik. Mungkin juga himbauan dari orang-orang lain yang hanya terdengar sebagai cemoohan olehmu sudah membuatmu menutup telinga rapat-rapat. Tapi apakah kau tidak ingin menelaah lebih jauh tentang apa yang dibisikkan bahkan diteriakkan ke telinganmu dengan kepositifanmu? Tidakkah kau menganggap kau, sebagai manusia yang layak berbuat salah, perlu juga mendapat asupan yang bisa membuatmu lebih baik?
Aku bukan ingin mengajarimu karena aku merasa paling benar. Aku hanya ingin berbagi denganmu apa yang selama ini aku anggap benar. Itu artinya, akupun bisa salah dan kau bisa menjadi orang yang membuatku menyadari kesalahanku lalu memberiku kesempatan untuk memperbaikinya. Dan sebagai manusia biasa, akupun bisa mengulangi kesalahan yang sama ketika aku tau aku memang seorang "slow learner". Tapi bila hal itu kemudian membuatmu menutup diri maka aku akan seterusnya berdiri di tempat yang salah. Ilmu tinggi-mu itu mungkin akan terus membuatmu melihatku di bawah sementara aku akan terus melihat ke semua arah untuk mencari tau dimana kau berdiri.
Bungkamku bukan berarti aku kecewa, tapi karena aku tidak ingin mengusik ketenangan atau kegundahan hatimu karena selama hatimu masih merasa terancam aku tidak bisa menemukan cara lain yang mungkin dapat menyejukannya. Aku tidak mungkin lagi mencoba membuatmu tersenyum dan tertawa jika itu berarti kau terpaksa mengabaikan pembelajaran yang bermanfaat buat kita. Aku hanya bisa terdiam sambil menunggu awan mendungmu berlalu ketika kembali bersedia menyapaku dengan ketulusan hatimu karena aku kau anggap sebagai orang yang berarti buat hidupmu. Aku lebih suka kau merangkulku kembali di bawah sinar matahari yang terang tapi tetap menyejukan tanpa perlu aku memohon.