Aku sangat percaya bahwa semua yang terjadi padaku adalah bagian dari kalamku. Seberapapun buruknya kesengsaraan yang aku derita tentunya memang itu yang Kau sediakan buatku seperti halnya semua kebahagiaan yang diikuti dan mengikutinya. Tanpa harus mempertanyakan misteri alasanMu di balik penulisannya, aku percaya akan keagunganMu. Sifat Maha TauMu meyakinkanku bahwa Kau tidak akan pernah dikejutkan oleh apa yang akhirnya kulakukan disaat aku melewati batas kesabaranku karena semua adalah kehendakMu.
Kau telah menetapkan ukuran cinta yang kumiliki untukMu, yang sering tidak kutunjukkan dalam perilaku maupun kata-kata yang manis dalam keseharianku. Kau juga telah menentukan waktu dan tempat yang tepat buatku untuk bersyukur dan memujaMu ataupun berputusasa dan memakiMu. Disaat sekarangpun aku tau Kau masih memperhatikanku menjalani sisa kesabaranku sambil mulai berpaling dariMu seperti yang telah Kau tulis dalam kalamku.
Keyakinanku kian melemah dan imanku makin menggoyah seiring dengan kekalutan pikiranku yang entah untuk berapa lama, hanya Kau yang tau. Dan sebelum terlambat...sebelum imanku pada diriMu dapat memudar setiap saat, izinkanlah aku memohon ampun atas kegagalanku dalam berikhlas lebih jauh, dan berikanlah aku satu kesempatan lagi untuk berikhlas dalam menerima ganjaran atas apa yang akan kuperbuat disaat keimanan tidak menyertaiku lagi, seberat apapun itu. Izinkanlah pula aku untuk berterima kasih atas ketulusan hati yang paling tidak telah mendasari kejujuranku terhadap diriku sendiri hingga aku bisa sampai di tempatku berada saat ini.
Kau telah menetapkan ukuran cinta yang kumiliki untukMu, yang sering tidak kutunjukkan dalam perilaku maupun kata-kata yang manis dalam keseharianku. Kau juga telah menentukan waktu dan tempat yang tepat buatku untuk bersyukur dan memujaMu ataupun berputusasa dan memakiMu. Disaat sekarangpun aku tau Kau masih memperhatikanku menjalani sisa kesabaranku sambil mulai berpaling dariMu seperti yang telah Kau tulis dalam kalamku.
Keyakinanku kian melemah dan imanku makin menggoyah seiring dengan kekalutan pikiranku yang entah untuk berapa lama, hanya Kau yang tau. Dan sebelum terlambat...sebelum imanku pada diriMu dapat memudar setiap saat, izinkanlah aku memohon ampun atas kegagalanku dalam berikhlas lebih jauh, dan berikanlah aku satu kesempatan lagi untuk berikhlas dalam menerima ganjaran atas apa yang akan kuperbuat disaat keimanan tidak menyertaiku lagi, seberat apapun itu. Izinkanlah pula aku untuk berterima kasih atas ketulusan hati yang paling tidak telah mendasari kejujuranku terhadap diriku sendiri hingga aku bisa sampai di tempatku berada saat ini.
Aku yakin Kau mengerti karena semua adalah kehendakMu ...