Monday, August 5, 2013

Tampilan

Kekesalannya tak tersembunyikan setelah ia mendengar SPG itu memanggilku dengan "mas" ketika menawarkan produk coklatnya di Supermarket yang aku kunjungi weekend kemarin. Aku yakin bukan kemanjaan SPG wanita itu yang membuatnya kesal karena seperti itulah kebanyakan SPG bersikap agar dapat pembeli termasuk ke pengunjung wanita lainnya, tetapi lebih karena SPG itu memanggilnya dengan "tante". Aku memaklumi saja situasinya meskipun panggilan seperti itu didasari sikap menghormati. Bila ada pembandingan antara aku dengan dia, dan aku seolah dianggap lebih muda darinya memang terdengar lucu...minimal buatku. Kalau ia kemudian kesal karenanya ya itu haknya...benar ataupun salah.

Aku teringat kisah-kisah lalu bertahun-tahun silam, ketika aku masih sering hangout dengan kakak dan adik-adikku di coffee shop atau lounge hotel. Aku sering sekali dianggap bagaikan seorang ajudan atau karyawan yang kemampuannya terbatas, sedangkan yang lain mendapat sapaan dan layanan yang terkesan istimewa. Kami sepakat bahwa semua itu terjadi karena kebanyakan dari mereka menilai kami berdasarkan penampilan fisik kami. Aku yang berdasi mungkin bukanlah tandingan adikku yang hanya berkaos polo tapi gempal berperut buncit dan berambut minimalis di kepalanya. Kata mereka, sosokku tidak merepresentasikan "kesuksesan"....beuh!
Jangan-jangan kejadian weekend kemarin membuktikan kalau sosokku dianggap tidak merepresentasikan kedewasaan.

Aku bisa saja kesal ketika tidak mendapat perlakuan atau pengakuan yang kuanggap berhak kudapatkan. Aku bisa protes atau sedikitnya menegur atau meralat mereka demi kepuasan diri...tapi apa iya seperlu itukah? Aku rasa selama itu tidak menggangguku, aku lebih suka diam bahkan menikmatinya bila memang sifatnya menghibur. Untuk apa pula perlu aku jelaskan ke orang lain bahwa aku ini seorang yang sukses atau kaya atau terpandang, bila aku juga tidak minta perlakuan istimewa. Bila aku masuk ke dalam suatu butik terkenal dengan maksud ingin berbelanja, tapi kemudian aku diminta pergi hanya karena penampilanku tidak mengindikasikan kemampuan shoppingku, ya aku akan dengan senang hati meninggalkan butik itu dengan bersyukur karena aku tidak sampai membelanjakan uangku di tempat dimana karyawannya melayani tamu seperti itu.

Dan kalau aku tau-tau dianggap lebih muda darinya sehingga membuatnya kesal tapi membuatku terhibur, aku tidak akan meminta SPG itu untuk memanggilku dengan "oom" atau "bapak" saja kalau memang bukan itu yang ia lihat dariku. Akan aku biarkan SPG itu atau orang lain melihatku sebagai siapa saja selama mereka masih bisa memberikan respect yang pada tempatnya.
Aku tidak pernah berupaya agar aku terlihat lebih muda dari umurku. Jadi aku juga tidak akan pernah berupaya agar aku terlihat lebih tua. Apapun yang terlihat oleh orang lain adalah persis apa yang aku lihat di cermin.