Wednesday, July 24, 2013

Tahun Hijriah

Jum'at kemarin aku diingatkan oleh alarm di telpon genggamku bahwa aku baru saja menggenapkan puasaku di 10 hari pertama. Maklumlah...aku memang sengaja menset alarmku per sepuluh hari sejak Ramadhan dimulai karena, jujur saja, aku memang sebelumnya tidak terlalu rajin pergi ke masjid untuk Tarawih di 10 hari pertama. Bukan karena manfaat yang berbeda dengan pengamalan Tarawih di 10 hari kedua atau ketiga, tapi karena aku sulit bisa khusu kalau kondisi masjid penuh sesak. Itulah sebabnya aku berusaha tidak melewatkan kesempatan Tarawih di 10 hari terakhir disaat masjid seharusnya sudah lengang dan nyaman.

Lalu aku melihat ke penanggalan dinding untuk menghitung hari. Dan saat itulah aku sadar bahwa jika kita merayakan hari Lebaran di tanggal 8 Agustus seperti yang tertera di penanggalan, berarti kita hanya berpuasa selama hanya 29 hari tahun ini. Tapi kalau memang kita harus berpuasa 30 hari, berarti Lebaran harusnya jatuh pada tanggal 9. Jadi sebenarnya bagaimana menyikapi perbedaan penetapan tanggal di kalender dan kenyataannya ini?




Bak tradisi tahunan, hari pertama Ramadhan itu ditentukan oleh penampakan Hilal, sehingga pihak pemerintahpun selalu menunggu hingga semalam sebelumnya untuk menetapkan kapan bulan Ramadhan dimulai. Adapun secara teori, kalender Hijriah itu ditentukan dari pergerakan bulan dengan sistem Synodic month, yang punya jarak 29,53059 hari (29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik) antara satu bulan dengan bulan berikutnya. Sehingga dalam kurun waktu 12 bulan (1 tahun) jumlah total hari yang ada mencapai sekitar 354,367. Maka harusnya dapat dengan mudah dimengerti bagaimana pembuat penanggalan menentukan dengan tanggal berapa di kalender Masehi setiap tanggal Hijriah bertepatan. 

Itulah sebabnya kita sudah bisa mengetahui jatuh pada hari apa semua tanggal penting Islam di penanggalan tahun Masehi bahkan sejak sebelum pergantian tahun Masehi terjadi, termasuk tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Namun setiap tahun selalu dibutuhkan kepastian akan terlihatnya Hilal guna menentukan kapan dimulainya bulan Ramadhan. Artinya, apa yang telah tertera dan tercetak pada penanggalan, yang merupakan hasil perhitungan teori pergerakan bulan selama satu tahun itu tidak dianggap mutlak akurat. Contohnya yang terjadi tahun ini dimana, setelah mengamati Hilal, pemerintah menentukan Ramadhan dimulai tanggal 10, dan (seperti tradisi tahunan di Indonesia) ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa selayaknya dimulai tanggal 9, sementara di penanggalan tertera 1 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 8.

Selama ini memang masyarakat kita menanggapi dan menerima dengan baik semua ketetapan dari pemerintah. Alhamdulillah, pelaksanaan sholat Tarawih malam pertama maupun Ied yang dilakukan di tanggal yang berbeda sejauh ini juga disikapi dengan penuh kebijaksanaan dari semua pihak. Hanya saja kalau memang nantinya, hari Lebaran ditetapkan di tanggal yang sama seperti yang tertera pada penanggalan yang ada, berarti ada sebagian masyarakat yang berpuasa selama hanya 29 hari.
Yang jelas, penentuan tanggal 1 Ramadhan tahun ini menunjukkan bahwa jumlah hari dalam tahun Hijriah yang sedang berlaku saat ini bukanlah sebanyak 354,367. Kecuali bila tanggal 1 Muharram yang akan datang dinyatakan berbeda juga dengan yang telah tercantum di penanggalan.

Wallahu a'lam bishawab...